SOLOPOS.COM - pantry menyatu dengan kolam renang bersekat kaca (Foto: Tri Rahayu/JIBI/SOLOPOS)

pantry menyatu dengan kolam renang bersekat kaca (Foto: Tri Rahayu/JIBI/SOLOPOS)

SOLO–Dominasi material kaca pada rumah bikinan Darris Fath enggak hanya bernilai estetika. Tapi material kaca itu juga berfungsi untuk hemat energi, terutama energi listrik. Pencahayaan dari dalam rumah di malam hari pun terlihat elegan dari luar. Sekitar 40% bangunan rumah milik bapak dari dua anak ini menggunakan material kaca.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mulai dari kamar tidur anak berdinding kaca, ruang pantri dan ruang keluarga juga berpintu dan berdinding kaca. Tangga lantai I ke lantai II juga menggunakan dinding kaca yang dihiasai jendela kaca yang tertata rapi. “Dengan material kaca, praktis pencahayaan di setiap ruang hanya mengandalkan pantulan sinar matahari. Lampu tidak pernah hidup di siang hari meskipun suasana mendung,” ujar Darris.

Aktivitas penghuni rumah pun terlihat karena Darris tak memasang tirai pada dinding, pintu dan jendela kaca itu. Untuk menghindari kesan panas di rumah kaca, Darris menanam tanaman perdu, seperti pohon kelengkeng, mangga dan sawo. Selain itu, arsitek jebolan UNS Solo ini juga memilih atap organik, yakni terbuat dari olahan limbah kayu berbentu seperti seng atau asbes.

Cara pemasangannya pun sama persis dengan pemasangan seng dan asbes. Bahan organik ini lebih elastis dan enggak bocor serta tak menimbulkan suara berisik saat hujan. Kelebihannya hampir sama dengan sirap yang biasa dipakai untuk bangunan priyayi. “Bahannya kalau enggak salah dari serat kayu. Dulu ada distributornya di Solo. Tapi kini kurang tahu. Saya membelinya sekitar Rp90.000/meter,” jelas Darris.

Dengan bahan yang enteng, atap rumah itu pun enggak membutuhkan kontruksi yang kuat. Bahkan Darris tak menggunakan material kayu untuk kontruksi atap, tetapi memilih baja ringan agar tahan lama. Hanya atap teras di depan kamar tidur anak di lantai II yang menggunakan bahan seng. Teras tambahan itu sebenarnya hanya untuk melindungi sinar matahari agar tak langsung masuk ke kamar.

Seorag staf pengajar Desain Interior Fakultas Teknis (FT) UNS Solo, Supriyatmono, menilai material kaca sebagai bahan bangunan tak memiliki kelemahan. Apalagi pembuatan kaca kini menggunakan teknologi yang canggih. Bagi Supri, kaca justru bisa memantulkan panas saat siang hari. Biasanya kosen yang digunakan terbuat dari alumunium atau kayu.

“Pemilihan bahan kosen atau dempel dari alumunium untuk memberikan kesan modern. Tapi bila memilih bahan kayu kelihatan lebih natural. Material kaca untuk dinding akan lebih apik bila diberi motif-motif tertentu dengan sentuhan seni,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya