SOLOPOS.COM - Ilustrasi kabut asap (Dok/JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, PONTIANAK–Kota Pontianak dan sekitarnya pada Minggu pagi diselimuti kabut asap tebal, seiring tidak turunnya hujan lebih dari tiga pekan terakhir.

Di kawasan Kota Baru Pontianak Kota, misalnya, pada pukul 05.30 WIB, jarak pandang berkisar 50 meter sampai 100 meter.

Promosi Jaga Keandalan Transaksi Nasabah, BRI Raih ISO 2230:2019 BCMS

Sementara di Jalan Ampera Pontianak Kota, kabut asap terlihat lebih tebal. Jarak pandang berkisar 50 meteran.

Kondisi tersebut membuat pengemudi kendaraan menghidupkan lampu dan tidak mempercepat laju kendaraan masing-masing.

Menjelang siang, kabut asap perlahan menghilang ketika matahari semakin meninggi. Namun, bau asap masih terasa meski kabut menipis.

Selain kabut asap, air PDAM Kota Pontianak juga mulai terasa payau. “Kalau sudah kemarau, pasti seperti ini. Kabut asap, air payau,” kata Lisa, warga Jalan Kesehatan, Pontianak Selatan.

Ia berharap pemerintah mampu mengantisipasi kondisi tersebut karena sudah menjadi hal rutin setiap tahun.

Sementara itu, Pemprov Kalbar mendapat bantuan satu unit helikopter dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kalbar TTA Nyarong, helikopter tersebut untuk memantau kabut asap serta kebakaran lahan.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar Hazairin menuturkan, cuaca kering saat ini masih terbilang normal. Namun pihaknya tetap memantau kondisi sawah yang kemungkinan mengalami kekeringan hingga puso.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya