SOLOPOS.COM - Foto udara kebakaran lahan di kawasan Kabupaten Banyuasin, Sumsel, Selasa (20/10/2015). Berdasar pantauan satelit Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menemukan 654 titik panas berada di Sumatra Selatan. (JIBI/Solopos/Antara/Nova Wahyudi)

Kabut asap juga mengancam Sulawesi Utara. Pasalnya, kebakarna hutan di daerah itu juga sangat luas.

Solopos.com, MANADO — Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Utara memfokuskan pemadaman kebakaran hutan melalui udara di dua lokasi yakni Gunung Klabat dan Cagar Alam Gunung Saudara. Berdasarkan data yang dimiliki Dinas Kehutanan Sulut, titik api di dua lokasi itu cukup parah dan sulit dijangkau transportasi darat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Hingga saat ini, pemantauan kami menunjukkan ada 47 titik api dan sebagian besar berada di Gunung Klabat dan Gunung Dua Saudara,” kata Kepala Seksi Konservarsi dan Wisata Alam Dinas Kehutanan Sulut Modi Togas di Manado, Senin (26/10/2015).

Selain berada di Gunung Klabat dan Gunung Dua Saudara, titik api juga tersebar di Gunung Wiau, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Bolmong, dan Cagar Alam Gunung Ambang. Selebihnya, Pemprov Sulut berusaha memadamkan kebakaran hutan dan lahan tersebut melalui jalur darat.

Setidaknya, luas areal hutan dan lahan yang terbakar di Sulut mencapai 18.435 hektare dengan rincian hutan dan lahan 5.870 hutan, sisanya lahan perkebunan seluas 12.565 hektare. Untuk mengatasi meluasnya areal lahan yang terbakar, Pemprov Sulut mendapatkan bantuan pesawat pembom air (water bombing) dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup.

Pesawat berjenis Air Tractor (AT) 802 milik Susi Air itu sejak Sabtu (24/10/2015) telah dioperasikan untuk memadamkan kobaran api di sekitar Gunung Klabat. “Pesawat ini mampu menampung hingga 3.000 liter air. Rencananya, kami akan maksimalkan penggunaannya sampai sepuluh kali penyiraman,” ucap Dan Lanudsri Kol Pnb Djoko Cahyono.

Kendati demikian, dirinya menjelaskan pesawat tersebut hanya mampu menyiram air dengan radius 150 meter. Padahal, radius kebakaran hutan dan lahan di Sulut mencapai 5,5 km. Terkait persediaan air, PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional Sam Ratulangi sanggup menyediakan air sebanyak 107.000 liter bagi pesawat AT 802 ini.

Ketika dimintai konfirmasi, Humas AP I Bandara Internasional Sam Ratulangi Ilham Sakti menyatakan kebakaran hutan dan lahan di Sulut belum memberikan dampak secara langsung terhadap aktifitas penerbangan. “Pada Senin [26/10/2015], penerbangan ke Gorontalo sempat ditutup hingga pukul 12.00 Wita karena jarak pandang terbatas. Penutupan dikarenakan ada kebakaran hutan juga di Gorontalo,” tegasnya.

Tidak hanya itu, sebanyak dua pesawat dengan tujuan Ternate sempat mendaratkan pesawatnya di Manado karena jarak pandang yang terbatas. “Intinya, situasi di Manado masih terkontrol. Beberapa penerbangan yang tertunda juga bukan dikarenakan asap di Bandara Sam Ratulangi,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya