SOLOPOS.COM - Foto udara kebakaran lahan di kawasan Kabupaten Banyuasin, Sumsel, Selasa (20/10/2015). Berdasar pantauan satelit Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menemukan 654 titik panas berada di Sumatra Selatan. (JIBI/Solopos/Antara/Nova Wahyudi)

Kabut asap berpotensi terus meluas. Di Kepulauan Bangka-Belitung, muncul titik panas baru pertanda kebakaran lahan.

Solopos.com, PANGKALPINANG — Potensi kebakaran hutan dan lahan nampaknya mulai mengintip kawasan Kepulauan Bangka dan Belitung seiring ditemukannya sejumlah titik panas.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Pangkalpinang mendeteksi sebanyak 17 titik panas yang tersebar di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai indikasi awal kebakaran.

Ekspedisi Mudik 2024

“Berdasarkan pantauan Satelit Terra dan Aqua, titik panas terbanyak terdapat di Kabupaten Bangka Selatan, Kecamatan Toboali yaitu 10 titik,” kata Staf Koordinator Unit Analisis BMKG Pangkalpinang, Akhmad Fadholi di Pangkalpinang, Minggu (25/10/2015).

Selanjutnya, kata dia, di Kabupaten Bangka Tengah terdapat empat titik. Titik panas itu tersebar di Kecamatan Koba dan Sungai Selan masing-masing dua titik panas, kemudian di Belitung dua titik tersebar di Kecamatan Selat Nasik, dan Tanjung Pandan masing-masing satu titik dan di Kabupaten Belitung Timur satu titik panas di Kecamatan Gantung.

“Indikasi terjadinya kebakaran masih sangat rawan karena selama kemarau banyak lahan yang kering dan rentan terbakar, maka itu kami harapkan warga dapat mengurangi aktivitas yang dapat menimbulkan titik api,” katanya.

Ia mengatakan, sebelumnya pada Sabtu (24/10/2015) tidak ada terpantau sama sekali titik panas di provinsi ini, namun sekarang mulai terpantau kembali. “Titik panas itu dapat berubah sewaktu-waktu tergantung suhu udara dan aktivitas pembakaran lahan pada saat kemarau,” katanya.

Pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran lahan dan hutan untuk mengurangi polusi udara yang akan merugikan kesehatan masyarakat lainnya. “Kami berharap masyarakat tidak melakukan pembakaran lahan, karena api akan sulit ditangani seiring kecepatan angin selama musim kemarau ini cukup kencang,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya