SOLOPOS.COM - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa (kelima kanan) bersama warga mengikuti Salat Istiska guna meminta hujan di Lapangan Polres Katingan, Kalimantan Tengah, Minggu (25/10/2015). Mensos menyatakan Katingan merupakan salah satu wilayah dengan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) tertinggi akibat bencana kebakaran hutan dan kabut asap. (JIBI/Solopos/Antara/Akbar Nugroho Gumay)

Kabut asap melanda banyak kawasan di Tanah Air sehingga merugikan kehidupan warga terdampak.

Solopos.com, JAKARTA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) telah menyiapkan tujuh tempat untuk menangani dan mengevakuasi korban kabut asap dari Kalimantan Tengah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Sudah ada tujuh tempat yang dipersiapkan, salah satunya adalah asmara haji yang bisa menampung sekitar 700 warga,” kata Inspektur Jenderal Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Tarmizi A. Karim di Kantor Kemendagri, Jakarta, Senin (26/10/2015).

Ia yang ditemui di sela-sela rapat pemutakhiran data Tindak Lanjut Hasil Pengawasan (TLHP) penyelenggaraan pemerintahan daerah tahun 2015 menambahkan di tujuh tempat evakuasi tersebut nantinya dilengkapi dengan penjernih air dan udara serta pendingin udara.

“Saat ini kami juga sedang koordinasikan dengan Kementerian Kesehatan dan dalam tahap awal mungkin sekitar 200 warga yang akan datang dari Kalteng dan diprioritaskan bayi dan anak-anak yang rentan terkena ISPA, namun ini belum diputuskan lebih lanjut,” kata dia.

Ia juga menambahkan bukan berarti di Kalimantan Selatan bebas dari asap, namun di Kalimantan Selatan lebih rendah kadar pencemaran udaranya dibandingkan di Kalimantan Tengah.

“Jadi, Indeks Standar Pencemaran Udara [ISPU] di Kalteng sudah di atas 200 tetapi di Kalsel masih di bawah 200,” tutur dia.

Pada bagian lain, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan lokasi evakuasi bagi para korban kabut asap imbas kebakaran hutan dan lahan diupayakan tidak jauh dari tempat tinggal warga.

“Penetapan lokasi evakuasi, kami upayakan yang berdekatan dengan rumah atau tempat tinggal warga,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta.

Dia menjelaskan, evakuasi ke kota atau daerah lain merupakan pilihan terakhir. Dia menjelaskan, pada saat ini pemerintah daerah telah membangun rumah singgah atau tempat evakuasi di gedung-gedung milik pemda.

“Selain itu, beberapa NGO dan relawan juga mendirikan rumah singgah yang dilengkapi pembersih udara, pelayanan kesehatan, obat-obatan serta tenaga medis,” katanya.

Akan tetapi masih banyak masyarakat yang belum berkunjung ke rumah singgah tersebut.

“Sebagian besar masyarakat belum bersedia berkunjung. Alasannya karena jauh dari rumah dan tetap merasa nyaman di rumahnya serta ada juga alasan harus tetap bekerja dan melakukan kegiatan rutin,” katanya.

Dia berharap warga banyak yang berkunjung atau mendatangi lokasi evakuasi kapan pun mereka membutuhkan.

Dia menambahkan seluruh personel gabungan terus berupaya memadamkan kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatra dan Kalimantan meskipun areal yang luas dan medan yang berat membuat operasi pemadaman semakin sulit.

“Operasi pemadaman melalui udara dan juga melalui darat terus dilakukan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya