SOLOPOS.COM - Petugas Apron Movement Control (AMC) Bandara Sultan Thaha Jambi mengecek kondisi pesawat Susi Air jenis Caravan C.208B yang diparkir di landasan yang diselimuti kabut asap di Jambi, Kamis (3/9/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Wahdi Septiawan)

Kabut asap terus menggila. Salah satu yang menanggung kerugian besar adalah industri penerbangan.

Solopos.com, JAKARTA — Jumlah bandara yang terganggu akibat kabut asap terus bertambah. Jika sebelumnya rata-rata 5-10 bandara per hari, kini jumlah bandara yang terganggu mencapai sekitar 25-35 bandara per harinya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengakui dampak kabut asap terhadap penerbangan di Indonesia kian memburuk. Dia memperkirakan dampak kabut asap mengganggu 15% dari total frekuensi penerbangan di Indonesia.

“Itu [dampak asap terhadap bandara] sih lebih parah dibandingkan sebulan lalu. Kalau Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Juanda. dan Ngurah Rai terganggu, penerbangan nasional bisa terdampak besar,” katanya kepada Bisnis/JIBI, Minggu (25/10/2015).

Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada Minggu (25/10/2015) pukul 08.01 WIB, setidaknya ada 40 bandara yang terganggu akibat kabut asap atau 47% dari total 85 bandara yang diamati.

Dari pengamatan BMKG, rentang penyebaran kabut asap terjadi mulai dari Bandara Maimum Saleh Sabang hingga Bandara Moses Kilangin Timika. Adapun, tiga bandara urat nadi, yakni Bandara Internasional Soekarno Hatta, Juanda dan Ngurah Rai belum terdampak.

Pengamat bisnis penerbangan, Arista Atmadjati, menuturkan penyebaran kabut asap pada tahun ini lebih masif ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Hal ini juga membuat lalu lintas udara di Indonesia terkena dampak sangat besar.

“Frekuensi penerbangan kita per hari sekitar 2.000 penerbangan. Saya perkirakan gangguan asap terhadap penerbangan kita akan lebih besar lagi dari 15%. Apalagi, kebakaran hutan juga terjadi di Papua,” tuturnya.

Arista menilai dampak kabut asap tidak hanya terjadi di bandara besar saja, tetapi termasuk bandara-bandara kecil sekelas kabupaten. Menurutnya, jumlah bandara kecil komersial yang terkena dampak justru lebih besar.

Dia khawatir bertambahnya jumlah bandara yang terganggu asap menyebabkan penumpang enggan menggunakan angkutan udara. Padahal, pada kuartal IV, biasanya terjadi lonjakan penumpang angkutan udara.

“Kuartal IV ini kan banyak event-nya, dari libur sekolah, tahun baru, hingga Natal. Nah, kalau masih ada gangguan asap, bukan tidak mungkin jumlah penumpang pada kuartal IV tahun ini justru malah menurun,” ujarnya.

Arista berharap pemerintah menyiapkan sejumlah upaya untuk segera meminimalisir dampak asap mengingat para penumpang biasa mencari tiket pada awal November. Apabila tidak, dia memperkirakan penurunan jumlah penumpang mencapai 20%.

Sebelumnya, Ketua Umum Indonesia National Air Carriers Association (INACA) M. Arif Wibowo mengatakan sedikitnya 2.000 penerbangan Garuda Indonesia dan 600 penerbangan Citilink dibatalkan. Seiring besarnya dampak kabut asap bagi maskapai, dia berharap Kemenhub, PT Angkasa Pura (Persero) I, dan PT Angkasa Pura II (Persero) segera membahas kompensasi bagi industri penerbangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya