SOLOPOS.COM - Ilustrasi panen padi (JIBI/Solopos/Dok)

Panen padi di Kabupaten Kediri ditargetkan mencapai 360.000 ton.

Madiunpos.com, KEDIRI — Panen gabah di Kabupaten Kediri pada 2018 ditargetkan bisa mencapai 360.000 ton dari luas lahan hingga 56.000 hektare. Puncak panen padi pada musim kali ini diprediksi terjadi Maret-April 2018.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Panen raya padi dilakukan pada akhir Februari, Maret, hingga April,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) Kabupaten Kediri Widodo Imam Santoso di Kediri, Jumat (2/3/2018). Dia mengatakan di beberapa daerah Kabupaten Kediri sejumlah petani mulai panen tapi belum banyak.

Menurut Widodo Imam Santoso, panen raya di Kabupaten Kediri cukup bagus. Bahkan, selama ini selalu terjadi surplus hingga 59.000 ton sehingga kebutuhan di kabupaten ini masih terpenuhi.

Bahkan, ungkap dia, gabah dari petani di kabupaten tidak hanya untuk dikonsumsi sendiri, tapi juga dijual hingga berbagai daerah misalnya Jakarta, Kalimantan, Surabaya, dan sejumlah daerah lainnya.

Walaupun surplus, Widodo menegaskan para petani maupun pengelola stok beras nasional perlu memperbaiki manajemen stok mengingat gabah tidak panen setiap bulan, melainkan pada waktu-waktu tertentu.

“Kalau Kabupaten Kediri ini selalu surplus. Antara produksi dan konsumsi, bisa surplus 59.000 ton. Namun, yang perlu diketahui surplus ada tidak setiap bulan, tapi pada bulan tertentu, sehingga mulai Agustus manajemen stok harus jalan,” kata dia.

Dia menambahkan manajemen stok sangat penting untuk mengamankan stok nasional. Berdasarkan pengalaman, akhir tahun seolah-olah kekurangan pangan, padahal stok juga masih mencukupi, bahkan surplus.

“Kami harapkan baik Bulog ataupun swasta yang diberi kewenangan distribusi beras lebih tertib dalam hal mengamankan beras nasional. Jangan terjadi seolah-olah akhir tahun kekurangan pangan, beras, padahal lebih. Jadi, menurut hemat kami juga tidak perlu impor sebab hanya ada kekhawatiran karena panen raya tidak setiap bulan,” kata Widodo.

Kepala Bulog Subdivre Kediri Ahmad Kholisun menegaskan Bulog siap untuk menyerap gabah. Menghadapi panen raya 2018, Bulog bekerja sama dengan 22 mitra dan koperasi Kodim baik di Kediri maupun Nganjuk. Selain itu, Bulog juga membentuk empat satgas pengadaan. Satgas itu bertugas sama dengan mitra untuk penyerapan gabah petani.

“Kami bentuk satgas pengadaan sejumlah empat unit. Tugasnya hampir sama. Satgas ini terjun langsung ke petani ataupun melalui gapoktan dan mitra penggilingan kecil yang belum bermitra dengan Bulog,” kata dia.

Ahmad mengatakan, untuk pembelian beras petani, Bulog telah menetapkan harga fleksibilitas, yang nominalnya lebih besar dari harga pembelian pemerintah (HPP). Jika hingga akhir 2017, harga fleksibilitas adalah HPP ditambah dengan 10 persen, untuk pembelian 2018 adalah HPP ditambah menjadi 20 persen.

“Dulu HPP ditambah dengan 10 persen, saat ini HPP ditambah dengan 20 persen. Fleksibilitas ini adalah harga pembelian pemerintah yang menyesauikan dengan kondisi pasar dan ini berlaku hingga April 2018,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya