SOLOPOS.COM - Wartawan melihat gambar Pasangan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Jokowi-JK yang ditampilkan di layar yang berada di halaman gedung KPU, Jakarta, Selasa (22/7/2014). Pasangan Jokowi-Jusuf Kalla unggul dengan jumlah suara 70.997.883 suara atau sebesar 53,15 %, sedangankan pasangan Prabowo-Hatta mendapatkan 62.576.444 suara atau sebesar 46,85%. (Abdullah Azzam/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA — Meski banyak pihak menilai pasar menginginkan kabinet Jokowi-JK diisi yang menteri dari kalangan profesional, Indonesia dianggap belum siap dengan kabinet yang minim sokongan partai. Hal ini karena kabinet seperti itu akan gampang dihambat DPR.
Sekretaris Komite Ekonomi Nasional (KEN), Aviliani, menilai posisi menteri bakal rentan tanpa dukungan partai politik. “Profesional tetapi tetap harus ada dukungan partai, karena menurut saya kalau enggak ada dukungan partai itu juga susah karena dia akan dihambat di DPR,” katanya.
Menurutnya kalaupun dari kalangan profesional, dia harus punya kapasitas dan komunikasi yang bagus dengan lembaga legislatif. Namun Aviliani menilai ada beberapa posisi krusial yang tak boleh dipegang oleh tokoh dengan latar belakang politis yang kental.
“Menko perekonomian jangan milih partai, menteri keuangan juga,” katanya. Selain itu yang penting juga pejabat di sektor energi dan pangan berikutnya adalah industri dan ketenagakerjaan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya