SOLOPOS.COM - Presiden Jokowi didampingi Wapres Jusuf Kalla memimpin Sidang Kabinet Paripurna, di kantor Presiden, Jakarta, Senin (2/11/2015) sore. (Setkab.go.id)

Kabinet Jokowi-JK diwarnai kemunculan konsep baru, yaitu menteri penghubung. Ada alasan kuat di balik penunjukan menteri-menteri itu.

Solopos.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) mempertimbangkan kedekatan menteri di Kabinet Kerja dengan negara mitra dalam menentukan posisi menteri penghubung.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, mengatakan pemilihan menteri penghubung didasarkan kedekatan personal dengan negara yang menjadi tanggung jawabnya. Dia mencontohkan Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong yang bertanggungjawab untuk Eropa dan Australia karena pernah tinggal di Jerman dan Inggris.

“Pak Thomas Lembong misalnya kan pernah tinggal di Jerman dan Inggris, jadi sudah lancar dari segi bahasa dan mengetahui seluk beluk Eropa. Kemudian Pak Sofyan [Djalil] dan Ibu Rini [Soemarno] juga begitu,” katanya di Jakarta, Rabu (25/11/2015).

Pramono Anung menuturkan posisi mengeri penghubung tersebut tetap berpeluang digeser, meskipun 12 menteri dan kepala lembaga tinggi negara yang telah ditunjuk tersebut memiliki kedekatan dengan negara mitranya.

Menurutnya, posisi menteri penghubung tersebut lebih menekankan kepada persoalan izin dan realisasi investasi. Sedangkan urusan kebijakan dan politik luar negeri akan tetap dilaksanakan oleh Kementerian Luar Negeri.

Dia juga menyebutkan Presiden Jokowi akan mengeluarkan keputusan presiden (keppres) terkait posisi menteri penghubung tersebut. Dengan begitu, diharapkan para menteri dapat menggenjot arus investasi dari luar negeri seperti yang telah dilakukan Menteri ESDM Sudirman Said.

“Pengalaman paling baik memang dari Timur Tengah, di mana Pak Sudirman Said telah ditunjuk sebagai penanggung jawab, dan dalam waktu singkat investasi dari Timur Tengah mencapai US$15 miliar,” ujarnya.

Presiden Jokowi sebelumnya menunjuk 10 menteri dan dua kepala lembaga negara sebagai penanggungjawab hubungan ekonomi dan investasi dengan negara yang dianggap sebagai mitra strategis.

Menteri ESDM Sudirman Said ditunjuk sebagai menteri penghubung untuk wilayah Timur Tengah, Menteri Bappenas Sofyan Djalil untuk Jepang, Menteri BUMN Rini Soemarno untuk Tiongkok, Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong untuk Eropa dan Australia, dan Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan untuk Singapura.

Selain itu, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan untuk India, Menko Kemaritiman Rizal Ramli untuk Malaysia, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf untuk Korea Selatan, Kepala BKPM Franky Sibarani untuk Taiwan-Hong Kong. Kemudian Menteri KKP Susi Pudjiastuti untuk Rusia dan sebagian Amerika Serikat, Menteri Kominfo Rudiantara untuk AS dan Amerika Selatan, serta Menteri Pertanian Amran Sulaiman untuk Thailand, Vietnam, dan negara Asean lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya