SOLOPOS.COM - Hanafi Rais (JIBI/Harian Jogja/Ujang Hasanudin)

Solopos.com, JAKARTA — Wakil Ketua Komisi I DPR, Hanafi Rais, mengatakan pemerintah Joko Widodo (Jokowi) perlu mewaspdai kerja sama dengan China International Fund (CIF) agar tidak terjadi bias kebijakan ekonomi luar negeri.

Pernyataan itu disampaikan politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu menyusul kunjungan Menteri Luar Negeri China beberapa waktu lalu ke Indonesia. Dia menilai kunjungan itu tidak bisa lepas dari hubungan politik dan ekonomi luar negeri di antara kedua negara.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Saya agak kaget juga mendengar kabar tersebut, ini tidak bisa dilepaskan dari kunjungan Menlu China beberapa minggu lalu. Dan ternyata saya lihat ini merupakan grand design antara Pemerintah Jokowi dengan Pemerintah China,” ujarnya di Gedung DPR, Rabu (5/11/2014).

Menurutnya, meski kerja sama itu dilakukan di bidang ekonmi melalui CIF, namun implikasinya bisa mencapai wilayah poltik terkait kebijakan luar negeri yang beas aktif.

“Jadi jangan sampai, pilihan-pilihan ekonomi ini tidak ada kerangka besarnya, dan sebaiknya Jokowi atau yang berkepentingan dalam diplomasi luar negeri dalam hal ini Menlu, itu sebaiknya membuat white paper atau kertas putih, apa politik luar negerinya,” ujarnya.

Menurutnya, kalau pilihan-pilihan kebijakan ekonomi luar negeri itu sangat pragmatis, dikhawatirkan kebijakan tersebut akan mengganggu stabilitas regional. Pasalnya, Indonesia menghadapi konflik secara tidak langsung dalam konteks kepentingan di Laut China Selatan.

Sementara itu, pengamat ekonomi Dradjad Wibowo mengatakan dirinya juga kaget dengan ditandatanganinya nota kesepahaman (MoU) antara PT Kereta Api Indonesia (KAI) dengan CIF berbarengan dengan kunjungan Menlu China pada 3 November lalu. Dia menilai MoU itu tidak terbuka meski dihadiri sejumlah menteri Kabinet Kerja.

“Tidak mungkin CIF bisa dengan cepat meneken MoU jika tidak ada koneksi sebelumnya. Jadi siapa yang menjadi agen penghubungn antara pemerintah China dengan Pemerintah Jokowi?,” ujarnya mempertanyakan.

Menurutnya, menyeimbangkan hubungan Indonesia dengan negara Barat dan China merupakan langkah yang baik. “Namun begitu cepatnya China masuk dalam pemerintahan Jokowi itu yang mengagetkan, ujarnya.

CIF merupakan grup milik China terdiri atas para investor Hong Kong yang menangani berbagai proyek rekonstruksi dan pembangunan infrastruktur di berbagai negara berkembang. Sebelumnya, CIF telah menandatangani kesepakatan dengan Angola dan Guinea untuk mengeksplorasi sumber daya alam di negara-negara itu. Hasilnya, kedua negara itu menerima aliran dana investasi miliaran dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya