Solopos.com, SOLO-Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad masuk dalam bursa polling menteri hasil usulan rakyat untuk kabinet pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK), melalui polling kabinet yang diselenggarakan Jokowi Center.
Dia menjadi kandidat terkuat untuk menjadi Menteri Dalam Negeri (Mendagri). Namun, Abraham mengaku tidak akan mengambil kursi menteri tersebut.
Promosi Pelaku Usaha Wanita Ini Akui Manfaat Nyata Pinjaman Ultra Mikro BRI Group
Hal tersebut dikatakan Abraham saat konfrensi pers acara seminar Sinegritas KPK, Birokrasi dan PT untuk mewujudkan pemerintah bebas korupsi di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Kamis (14/8/2014).
Dia langsung menjawab tegas tidak saat disentil wartawan dengan pertanyaan namanya menjadi kandidat nomor urut pertama mendagri, namanya muncuul di atas wakil Gubernur DKI, Basuk Tjahaja Purnama.
Lulusan S1 Universitas Hassanuddin (Unhas) ini mengatakan dia ingin tetap menjadi Ketua KPK. “Biarkan saya menjadi KPK saja, jika saya menjadi menteri siapa yang menangkap presiden, menteri atau pejabat lain jika melakukan penyelewangan?,” tanyanya yang kemudian disambut tawa wartawan.
Abraham memang ingin konsiten di KPK. Dia ingin konsentrasi menyelesaikan tugas di KPK sampai akhir masa jabatannya yaitu tanggal 17 Desember 2015 nanti. Dia juga merasa tidak pantas menjadi menteri.
Karena, menurutnya kompetensinya belum bisa dinilai selevel menteri. Karena masih banyak orang-orang di Indonesia yang pantas menjadi menteri.
“Ya, untuk itu jangan saya yang diminta menjadi menteri, karena yang lain juga banyak, dan saya konsentrasi dengan tugas sebagai KPK,” katanya.