SOLOPOS.COM - Kabinet Indonesia Bersatu II (JIBI/Solopos/Detikcom)

Solopos.com,JAKARTA — Sepukuh menteri dalam Kabinet Indonesia Bersatu II pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dinilai berkinerja buruk. Kenyataan memprihatinkan itu diungkap sendiri oleh SBY selaku kepala pemerintahan dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (4/6/2014).

Rapor merah 10 menteri Kabinet Indonesia Bersatu II itu merupakan gabungan hasil evaluasi Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) dan pengamatan langsung dari Presiden, Wakil Presiden Boediono, dan tiga menteri koordinator.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung Laksono mengungkapkan tiga dari 10 kementerian yang dinilai berkinerja buruk berada di bawah koordinasinya. Kementerian yang dimaksud adalah Kementerian Perumahan Rakyat, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Kementerian Agama.

Ketiga kementerian tersebut dipimpin oleh menteri yang sibuk dalam partai politik. Pemimpin Kemenakertans adalah Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Menpera dijabat oleh Djan Faridz yang aktif di PPP, sedangkan selama masa penilaian Kemenag masih dipimpin oleh Ketua Umum PPP Suryadharma Ali.

Agung membantah kinerja buruk kementerian-kementerian di atas akibat kesibukan menteri mereka di partai politik. Tiga menteri di atas, menurutnya, kerap hadir dalam rapat selama masa pemilu atau paling tidak mengutus wakil menteri atau eselon I untuk mewakili.

Dia memperkirakan penilaian buruk yang diberikan pada tiga kementerian Kabinet Indonesia Bersatu II tersebut  karena tidak bisa menyelesaikan tugasnya sesuai target yang ditetapkan dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan melaksanakan Intruksi Presiden.

Muhaimin mengaku masih bisa berkonsentrasi bekerja sebagai Menakertrans Kabinet Indonesia Bersatu II meskipun sibuk di partai politik, apalagi dalam pilpres dirinya hanya berposisi sebagai penasihat tim sukses pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Dia merasa selama ini telah bekerja cukup keras menjalankan tugas menteri. Namun, lanjutnya, kegiatannya sebagai menteri memang tidak banyak diberitakan seperti kegiatan beberapa menteri lain.

“Enggak [akan mundur], saya tetap berkonsentrasi sebagai menteri. Menteri ini kan tugas, politik itu kan hobi. Jadi konsentrasi tetap menteri,” kata Muhaimin.

Sementara itu, mantan Menteri Agama Suryadharma Ali dan Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz merupakan anggota Tim Pemenangan Prabowo-Hatta. Benarkah kinerja keduanya buruk karena tidak bisa membagi waktu antara tugas pemerintahan dan kegiatan politik?

“Ini kan evaluasi sebagai upaya untuk mengingatkan. Saya rasa bukan karena tidak bisa bagi tugas,” kata Wakil Ketua Bidang Strategi Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Romahurmuziy.

Posisi Djan sebagai dewan penasihat di tim pemenangan tidak mengharuskan dirinya mengikuti rapat harian. “Posisi dewan penasihat dan dewan pakar tidak merupakan bagian dalam pemenangan sehari-hari. Jadi tidak diwajibkan hadir dalam acara-acara konsolidasi. Sejauh yang saya tahu, beliau lebih banyak bertugas di kementerian,” kata pria yang menjabat sebagai Wakil Ketua Bidang Strategi Tim Pemenangan Prabowo-Hatta.

Menurut pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, SBY kemungkinan kecil melakukan reshuffle besar-besaran atas Kabinet Indonesia Bersatu II. “Tujuan SBY kan smooth landing di masa akhir jabatannya, sehingga pergantian kekuasaan adem ayem. Nah reshuffle atau pemecatan bukan pilihan elegan. Kecuali menteri tersebut sukarela mundur,” kata Hendri. (JIBI/Solopos/Detik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya