SOLOPOS.COM - Pedagang Pasar Klewer, Desa Tanjungsari, Kecamatan Manisrenggo menata barang dagangan, Rabu (3/2/2021). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Rencana penerapan gerakan Jateng di Rumah Saja selama dua hari pada akhir pekan ini ditanggapi beragam para pedagang pasar. Ada yang ikut saja, ada pula yang tak sepakat dengan kebijakan tersebut.

Kabar terkait pelaksanaan kebijakan itu pada Sabtu-Minggu (6-7/2/2021), menjadi bahan pembicaraan para pedagang pasar. Karena beredar kabar jika pasar menjadi salah satu tempat yang ikut ditutup selama dua hari.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Salah satu pedagang di Pasar Klewer, Desa Tanjungsari, Kecamatan Manisrenggo, Giyarti, 52, mengatakan kabar itu jadi perbincangan pedagang. Mereka  sudah bertanya ke lurah pasar setempat. Hanya saja, lurah pasar setempat belum bisa memastikan. Mereka diminta bersabar untuk menunggu informasi resmi dari tingkat kabupaten.

Baca juga2 Orang Tertimpa Pohon Tumbang Akibat Angin Kencang di Prambanan Klaten

Menanggapi kabar pasar bakal ditutup, Giyarti mengaku tak masalah. Asalkan, semua kompak mengikuti aturan tersebut. “Tidak apa-apa kalau semua tutup. Saya mengikuti saja. Kalau temannya tutup ya tutup. Kalau buka ya ikut buka,” jelas pedagang sembako tersebut saat ditemui di pasar, Rabu (3/2/2021).

Giyarti mengatakan selama ini belum pernah ada penutupan pasar. Para pedagang juga berjualan seperti biasa. “Saya jualan mulai pukul 07.00 WIB hingga siang. Jualan selama ini masih lancar-lancar saja,” kata Giyarti yang sudah berjualan di Pasar Klewer sejak 27 tahun silam.

Tanggapan berbeda disampaikan pedagang lainnya, Tumini, 60. Dia mengaku tak setuju dengan kabar pasar bakal ditutup selama dua hari. “Pedagang mau dikasih makan atau tidak? Kalau saya tidak setuju. Lebih baik tetap jualan,” kata pedagang sayuran itu.

Baca juga5 Anggota Rombongan Pedagang Cepogo Terpapar Covid-19, Ini Peringatan Pemkab Boyolali

SE Bupati Klaten

Tumini mengaku sejak ada pandemi jualan kian sepi. Dia mengaku sebelum ada pandemi bisa meraih omzet Rp700.000 per hari. Namun, sejak ada pandemi omzetnya menurun. “Mau mendapatkan Rp500.000 per hari saja sudah kesulitan,” jelas dia.

Salah satu pedagang di Pasar Kembang, Kecamatan Kemalang, Marani Widya Rahayu, 49, menyatakan tak setuju jika pasar ikut ditutup selama dua hari. “Gimana ya, kalau tidak kerja kami mau makan apa? Kalau inginnya tetap bisa kerja,” kata dia.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Klaten, Ronny Roekmito mengatakan pemkab mempersiapan SE bupati. Untuk menindaklanjuti SE gubernur terkait gerakan Jateng di Rumah Saja pada akhir pekan ini. Secara umum, SE bupati yang disiapkan sesuai dengan SE gubernur termasuk pengaturan terkait penutupan mall, toko, wisata, serta pasar. “Iya arahnya ke sana,” kata Ronny.

Baca jugaJateng di Rumah Saja: Mal & Pasar di Sragen Buka Seperti Biasa

Ronny mengimbau seluruh pihak termasuk para pelaku usaha bisa memaklumi dan mengikuti gerakan tersebut. Gerakan digulirkan sebagai upaya untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.

“Kami sangat berharap pedagang bisa memaklumi gerakan ini. Karena gerakan ini mengedepankan keselamatan dan kesehatan masyarakat. Kami berharap selama dua hari ini sudah disosialisasikan. Masyarakat bisa bersiap-siap terutama para pelaku usaha. Kami juga mengimbau masyarakat umum untuk tidak keluar rumah selama gerakan itu,” jelas dia.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya