SOLOPOS.COM - Tokoh wasit asal Solo, Bambang Slameto (kiri) berbincang dengan Manajer Persis Solo, Hari Purnomo (tengah) beberapa waktu lalu. Bambang meninggal dunia pada Kamis (26/11/2020) malam setelah dirawat di RSUD Dr Moewardi. (istimewa)

Solopos.com, SOLO – “Kowe ngeki dhuwit apa wis sugih, wis turah dhuwit? [Kamu memberi uang apa sudah kaya, sudah sisa uangnya?)”. Kalimat itu kerap dilontarkan Bambang Slameto ketika ada pihak yang hendak memberi “uang terima kasih” ketika dia masih bertugas sebagai wasit nasional PSSI.

Dia tak segan mengembalikan uang pemberian dari sejumlah pihak, meski mereka datang langsung ke rumah Bambang. “Beliau enggak pernah menerima uang yang berkaitan dengan tugasnya. Sangat tegas dan jujur,” kenang Hari Purnomo, kerabat Bambang yang juga Manajer Persis Solo, saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (27/11/2020).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Setelah Dinyatakan Positif Covid-19, 10 Anggota KPPS di Klaten Mengundurkan Diri

Di kalangan insan bola nasional era 1980-an, Bambang dikenal sebagai salah satu wasit yang berintegritas. Saat itu godaan wasit untuk menerima suap cukup besar karena penghasilan pengadil lapangan masih sangat minim. Beruntung Bambang dikaruniai keahlian berwirausaha.

Sebelum menjadi wasit, Bambang sudah merintis usaha batik di kampungnya di Klaseman, Laweyan. Produk batiknya, Merak Manis, hingga kini masih menjadi jujukan wisatawan maupun warga lokal saat berbelanja kain Nusantara.

Kepergian Bambang Slameto untuk selamanya pada Kamis (26/11/2020) pukul 23.05 WIB, pun mengundang duka berbagai pihak. Bambang meninggal dunia pada usia 64 tahun karena komplikasi penyakit gula dan ginjal setelah dirawat sekitar dua pekan di RSUD Dr Moewardi Solo.

Puluhan insan bola Soloraya tampak memadati rumah duka almarhum di Klaseman RT 03 RW 01 Laweyan Solo, Jumat (27/11/2020). Legenda Arseto Solo, Ahmad Sukisno, mantan wasit nasional asal Sukoharjo, Suharno, tokoh PSISra Sragen, Untung Darmadi hingga pendiri Pasoepati, Mayor Haristanto, turut mengiringi permakaman beliau ke TPU Pracimaloyo, Jumat pukul 10.30 WIB.

Lisensi

Kiprah Bambang Slameto di dunia perwasitan memang tak bisa dipandang sebelah mata. Medio 1980-an, Bambang menjadi wasit asal Solo pertama yang meraih lisensi C-1 Nasional. Predikat itu membuatnya banyak memimpin laga bergengsi era Galatama.

Di saat jumlah wasit nasional masih minim, Bambang kala itu sudah menjadi instruktur wasit. Bambang sempat aktif di Komisi Wasit Asprov Jawa Tengah tahun 2000-an setelah pensiun sebagai pengadil lapangan. Di usia senjanya, Bambang masih kerap memberi arahan bagi wasit-wasit muda.

“Kalau ada acara wasit di Solo pasti mereka enggak pernah lupa mampir ke rumah Pak Bambang. Sosok beliau sudah terkenal menghasilkan banyak wasit level nasional, terutama dari Soloraya,” ujar Hari Purnomo.

Wow, Kunjungan Warga Sragen ke Pameran Kearsipan Virtual Masuk 5 Besar di Jateng

Sekretaris Askot PSSI Solo, Sapto Joko Purwadi, mengatakan publik bola Solo sangat kehilangan dengan kepergian Bambang Slameto. Bambang dinilai menjadi sosok yang berkontribusi terhadap kemajuan sepak bola Kota Bengawan. Selain aktif di lingkungan wasit, Bambang pernah menjadi pengurus Korwil V Pengda PSSI Surakarta.

“Beliau sosok yang bijak, di dunia perwasitan termasuk disegani. Beliau tetap perhatian dengan sepak bola meski sibuk menjadi pengusaha batik. Itulah eloknya Pak Bambang,” ujar Sapto. Bambang Slameto meninggalkan istri, Sri Juniati, enam anak dan 14 cucu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya