SOLOPOS.COM - Romo Aloys Budi Purnomo Pr. (kanan) bersama ayah Pendeta Petrus Agung Purnomo, Sudharsono Atmojo, saat melayat jenazah Pendeta Petrus Agung di Gereja Holy Stadium, Kota Semarang, Senin (14/3/2016). (JIBI/Semarangpos.com/Istimewa)

Kabar duka terkait meninggalnya Pendeta Petrus Agung Purnomo meninggalkan duka mendalam, tak hanya dari para jemaatnya, tapi juga tokoh agama lain.

Semarangpos.com, SEMARANG – Duka atas meninggalnya Pendeta Petrus Agung Purnomo tak hanya dirasakan Jemaat Kristen Indonesia (JKI) Injil Kerajaan atau Gospel of The Kingdom. Duka juga dirasakan tokoh dari agama lain, termasuk pemuka agama Katolik, Romo Aloys Budi Purnomo Pr.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang itu mengaku berduka atas meninggal dunianya Pendeta Petrus Agung. “Saya mendengar kabar meninggalnya sahabatku [Pendeta Petrus Agung] melalui pesan Whatsapps. Saya menghaturkan rasa duka belasungkawa, namun dalam iman, harapan dan kasih bahwa sahabatku, Pendeta Petrus Agung Purnomo, berbahagia di surga,” ujar Romo Budi dalam pesan singkat kepada Semarangpos.com, Rabu (16/3/2016).

Romo Budi dan almarhum Pendeta Petrus Agung memang menjalin persahabatan cukup lama. Keduanya acap terlibat kerja sama dalam bidang ekumenis dan beberapa bidang sosial lainnya, seperti pasar murah. Keduanya juga acap menjadi pembicara dalam acara kebudayaan yang digelar berbagai instansi, baik negeri maupun swasta.

Menolak Dibayar
Pendeta Petrus Agung dinyatakan meninggal pada Senin (14/3/2016). Ia sempat disemayamkan di Gereja Holy Stadium, tempat bertemunya “sinode” JKI Injil Kerajaan, Kota Semarang sebelum dimakamkan di kompleks Permakaman Heaven Hill, Desa Kalongan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Rabu (16/3/2016).

Pendeta Indriati Tjipto Purnomo yang memimpin acara pemakaman Pendeta Petrus Agung dalam khotbah pemakaman mengaku bahwa semasa hidup almarhum memang memiliki hubungan yang baik dengan pemeluk agama lain. Bahkan, saat dirinya meninggal dunia, Pendeta Indriati mengaku banyak supir taksi maupun ojek yang menolak dibayar oleh para pelayat yang minta diantarkan ke Gereja Holy Stadium.

“Ini bukti bahwa Petrus Agung tak hanya menjalin hubungan dengan jemaatnya, tapi juga dengan pemeluk agama lain,” ujar Pendeta Indirati.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya