Solopos.com, SOLO -- Kepergian penari senior Solo Bambang Besur atau Bambang Suryono, 60, untuk selamanya, Selasa (21/1/2020), meninggalkan duka mendalam tak hanya bagi keluarga yang ditinggalkan tapi juga dunia seni.
Rekan-rekan almarhum sangat kehilangan sosoknya yang dikenal berpikiran terbuka, kritis, dan humoris itu.
Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya
Informasi yang dihimpun Solopos.com, Bambang Besur tutup usia di Rumah Sakit (RS) Kasih Ibu, Solo, Selasa (21/1/2020) malam. Kabar kepergian Guru Tari di Langen Praja Pura Mangkunegaran ini dibenarkan Pejabat Humas Pura Mangkunegaran, Daniel Yugusta Chris Valiantdra, Selasa.
Dia mengatakan sang senior yang dipanggil eyang tersebut meninggal dunia karena sakit. Jenazah Bambang masih di RS Kasih Ibu pada Selasa malam sebelum disemayamkan di rumah duka Mloyokusuman, Baluwarti, Pasar Kliwon, hingga Rabu (22/1/2020).
Kepergian Bambang meninggalkan duka mendalam bagi keluarga maupun rekan sejawatnya para seniman Solo. Salah satunya penari Eko Supriyanto.
Sebut Begal Tak Niat Perkosa, Jaksa Agung Dibalas Telak Pengacara Siswa ZA
Selasa ini Eko sangat bersedih karena kehilangan dua rekan penari sekaligus. Pada siang hari dia mendapat kabar meninggalnya penari Adi Pardianto, kemudian pada malam harinya giliran kabar duka dari Bambang.
Eko menilai Bambang merupakan pribadi yang humble dan selalu menyemangati generasi muda. Bambang termasuk salah satu guru tari yang sangat baik, seniman tari yang memiliki pribadi terbuka untuk kritis namun penuh humor.
“Mas Mbesur selalu nyentrik dan mbeling. Tapi inilah yang menjadi karakter beliau. Gigih dan selalu serius dalam menari dan berkarya,” kata dia.
Tak hanya Eko, seniman lain seperti pegiat teater Solo Dody Eskha, penari Gedung Wayang Orang (GWO) Heru Purwanto, dan Humas Sekolah Seni Mangkunegaran Asga, Nunik. Bambang merupakan salah satu penerima hibah seni dari Yayasan Kelola.
Umbul Manten Klaten Sudah Buka Lagi, Yuk Nyemplung
Dia dikenal melalui karya-karya koreografinya yang dipentaskan di berbagai kota di Indonesia dan mancanegara. Selain menjadi salah satu pengajar pascasarjana di Institut Seni Indonesia Surakarta, dia juga mengajar di berbagai negara.
Dia menari Bedhaya, Srimpi, Wireng, dan tari klasik lainnya di Istana Pura Mangkunegaran dan Keraton Kasunanan. Bambang ikut menghidupkan film bisu Setan Jawa karya Garin Nugroho.
Bersama seniman tari Solo lainnya seperti Danang Pamungkas, Anggono, Cahwati, Dorothea Quin, penari senior Solo Rusini, serta mantan pegiat teater yang dikenal dengan Ibnu Sukodok.