SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, SRAGEN &mdash;</strong> Para sastrawan Tanah Air berduka atas meninggalnya Danarto pada usia 77 tahun di Rumah Sakit Fatmawati Jakarta, Selasa (10/4/2018) pukul 20.54 WIB. Sastrawan kelahiran Sragen, 17 Juni 1940, mengembuskan napas terakhir setelah kritis lantaran diduga sebagai korban tabrak lari di Kampung Utan, Ciputat, Jakarta pada Selasa, pukul 13.30 WIB.</p><p>Almarhum Danarto akan dimakamkan di Tempat Permakaman Umum (TPU) Ngasem Kroyo, sebelah barat Kantor Dinas Perhubungan Sragen, Sragen, Rabu (11/4/2018) sekitar pukul 12.00 WIB. Jenazah almarhum Danarto sudah dalam perjalanan dari Jakarta menuju Sragen. &ldquo;Pukul 06.30 WIB tadi, saya dapat kabar perjalanan jenazah sudah sampai di Cirebon. Nanti jenazah transit di rumah kakak kandungnya, Muryono, 80, di Kampung Karangdowo RT 004/RW 006, Kelurahan Sragen Tengah, Sragen. Untuk pemakamannya sekitar pukul 12.00 WIB,&rdquo; ujar Ketua RT 004/RW 006 Karangdowo, Dwi Yulianto, 47, saat ditemui <em>Solopos.com</em>, Rabu pagi, di rumah duka.</p><p>Dwi menyampaikan almarhum Danarto meninggal pada usia 77 tahun. Dwi diberitahu keluarganya tentang pesan Danarto. &ldquo;Pesannya kalau sewaktu-waktu meninggal, Pak Danarto ingin dimakamkan di dekat makam ibunya [Siti Aminah] di Permakaman Kroyo. Semula mau ditransitkan ke Pendapa Rumdin Bupati Sragen setelah mendapat telepon dari Gubernur DKI Anies Baswedan. Tetapi setelah berkoordinasi dengan Ibu Bupati, jenazah transit di rumah duka milik kakak kandungnya di Karangdowo,&rdquo; ujar Dwi.</p><p>Sastrawan Solo, Sosiawan Leak, sejak semalam sudah mendapat kabar tentang kondisi Danarto yang sakit. Leak menyampaikan sejumlah sastrawan sudah ikut mengurus, seperti Uji Bayu Sejati, Teguh Wijaya, Radhar Panca Dahana, Noorca Massardi, Chavchay Sayifullah, Heryus Saputro, Bambang Prihadi, dan Amien Kamil. &ldquo;Beliau anak mandor Pabrik Gula Mojo Sragen, Jokio Harjodinomo dan ibunya Siti Aminah yang menjadi pedagang batik di pasar. Pengalamannya banyak seperti menulis cerita pendek, melukis, menyair, menyutradarai teater, dan menjadi penata artistik,&rdquo; ujarnya kepada <em>Solopos.com</em>, Selasa malam.</p><p>Sejak Selasa malam sejumlah sastrawan dan seniman Sragen juga mencari kerabat di Sragen dan akhirnya ketemu rumah kakak kandungnya di Karangdowo. Salah satunya seniman teater Sragen, Pine Wiyatno, menemukan kerabatnya di Karangdowo yang terletak di sebelah timur rumah pribadi Sekretaris Daerah Tatag Prabawanto. Mbah Pine, sapaan akrabnya, bersama sejumlah seniman dan sastrawan Sragen akan takziah ke rumah duka. &ldquo;Almarhum itu sebelum kritis sempat menjadi korban tabrak lari saat mengendarai motor saat menyeberang jalan dari rumahnya menuju ke BRI. Kalau dulu rumahnya di Mojo,&rdquo; ujarnya saat dihubungi <em>Solopos.com</em>, Rabu pagi.</p><p>Mbah Pine mengutip pernyataan seorang peneliti sastra asal Autralia, Hary Aveling, yang mengandaikan Pramoedya Ananta Toer sebagai mata kiri dan Danarto sebagai mata kanan sastra Indonesia. &ldquo;Beliau sangat mengharumkan nama Sragen di dunia internasional. Emha Ainun Nadjid menjuluki Danarto sebagai Wong Agung dari Sragen. Itulah sekelumit pretasi yang dicatat teman-teman seniman tentang belau,&rdquo; kenangnya.</p><p>Mbah Pine mengetahui banyak karya-karya Danarto yang kebanyakan berupa cerpen dan novel yang bernapaskan sufisme, salah satunya kumpulan cerpen <em>Godlob</em> yang pernah fenomenal dan <em>Gerak Gerik Allah</em>, <em>Sejumput Hikmah Spritual</em> dengan kata pengantar Taufiq Ismail.</p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya