SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Bandung–Kereta supercepat yang digagas oleh konsorsium 15 perusahaan asing tak akan menggunakan lintasan yang sudah ada milik PT KA. Sebab, moda transportasi modern ini direncanakan berupa monorel. Setiap kapsul bisa mengangkut 100 hingga 200 orang.

“Ini bukan seperti kereta api biasa, rencananya kereta supercepat ini berupa monorel. Ya semacam kereta gantunglah, tapi teknologinya seperti apa, saya juga belum tahu,” ujar Kepala Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal Daerah (BKPPMD) Jawa Barat, Iwa Karniwa, pada detikcom, Kamis (7/1).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Karena berupa monorel, lahan yang dibutuhkan tak akan banyak. Namun dia mengaku masih belum mengetahui berapa luas lahan yang dibutuhkan untuk kereta supercepat dengan panjang lintasan 357 kilometer dari Cirebon-Majalengka-Bandung-Jakarta-Soekarno Hatta itu. “Saya belum tahu berapa lahan yang dibutuhkan, tapi pasti tak terlalu luas,” katanya.

Berdasarkan informasi yang dia peroleh, setiap kapsul kereta supercepat bisa mengangkut 100 hingga 200 orang. “Kapasitasnya banyak bisa mencapai 100 hingga 200 orang,” tandasnya.

Menurut Iwa kereta supercepat ini ramah lingkungan, sebab bahan bakarnya menggunakan hidrogen. “Minyak bumi nanti akan habis, nah makanya kita butuh bahan bakar alternatif. Moda transportasi massal ini merupakan antisipasi jika minyak bumi habis,” jelasnya.

15 Perusahaan asing membentuk konsorsium dan menandatangani MoA proyek kereta api supercepat yang dinamai Hydrogen Hi-Speed Rail Super Highway (H2RSH) senilai US$ 3 miliar atau sekitar Rp 30 triliun. Kereta supercepat ini akan mengalahkan kecepatan dan kecanggihan shinkansen, bullet train dari Jepang, maupun kereta supercepat di Paris, Prancis. MoA diteken di Los Angeles dan disaksikan oleh utusan KJRI setempat.

Rencananya proyek ini akan memasuki studi kelayakan pada 11 Januari nanti dan memakan waktu 90 hari. Ditargetkan mega proyek ini akan selesai selama 2 tahun.

Moda transportasi modern ini akan beroperasi dan memberi keuntungan/keunggulan jika dibandingkan dengan moda generasi sebelumnya seperti shinkansen (bullet train dari Jepang). Keuntungan tersebut antara lain terkait biaya konstruksi yang lebih murah (US$ 10 juta/mil sedangkan moda konvensional sampai US$ 36 juta/mil), break event point diperkirakan hanya 2 tahun sedangkan moda konvensional sekitar 50 tahun, berbeda dengan moda konvensional yang hanya mengangkut orang moda transportasi baru tersebut juga dapat dipergunakan untuk mengangkut barang (freights dan automobiles).

H2RSH juga memberikan alternatif transportasi yang efektif mengingat dapat beroperasi pada kecepatan yang lebih cepat sehingga diperkirakan dapat menghemat waktu ke tempat tujuan. Selain itu, H2RSH memberikan kentungan ekonomis dikarenakan selain berfungsi sebagai moda transportasi dapat menghasilkan energi yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan energi daerah tertentu, seperti tenaga listrik, air bersih, dan lain-lain.

dtc/isw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya