SOLOPOS.COM - Penumpang mencari tempat duduk di dalam KA Sriwedari yang tengah berhenti di Stasiun Balapan, Solo, belum lama ini. Kemungkinan penghentian operasi KA Sriwedari lantaran dianggap melanggar peruntukan jalur oleh Kemenhub bakal mengurangi frekuensi perjalanan kereta Solo-Jogja PP yang selama ini sebenarnya cukup ramai. (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

Penumpang mencari tempat duduk di dalam KA Sriwedari yang tengah berhenti di Stasiun Balapan, Solo, belum lama ini. Kemungkinan penghentian operasi KA Sriwedari lantaran dianggap melanggar peruntukan jalur oleh Kemenhub bakal mengurangi frekuensi perjalanan kereta Solo-Jogja PP yang selama ini sebenarnya cukup ramai. (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

SOLO — Kemungkinan penghapusan layanan KA Sriwedari yang selama ini melayani rute Jogja-Solo PP ditanggapi negatif kalangan pelanggan kereta Solo-Jogja atau yang biasa disebut Pramekers. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sebelum ini meminta PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengembalikan lintasan pelayanan kereta rel diesel elektrik (KRDE) Maguwo Ekspres yang kini berubah menjadi KA Sriwedari.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kemenhub melihat adanya pelanggaran yang dilakukan PT KAI terkait pemindahan rute KA Maguwo Ekspres menjadi KA Sriwedari. PT KAI dianggap melanggar Peraturan Direktur Jenderal Perkeretaapian No KA 407/2011 tentang Grafik Perjalanan Kereta Api. KA Maguwo Ekspres AC yang semula melayani lintas Purwokerto-Maguwo, Maguwo-Kroya-Cilacap, Cilacap-Kroya-Kutuarjo, Kutuarjo-Kroya-Purwokerto itu, dialihkan rutenya oleh PT KAI untuk melayani lintasan Yogyakarta-Solo dengan nama KA Sriwedari. KA Sriwedari dioperasikan untuk melengkapi jadwal KA Prambanan Ekspres yang terpangkas akibat satu rangkaian terguling pada akhir Oktober lalu.

Ekspedisi Mudik 2024

Anggota Komunitas Pramekers Solo-Jogja, Bagus Dewanto, berharap PT KAI khususnya Daerah Operasi (Daops) VI/Yogyakarta memberikan solusi terbaik jika KA Sriwedari akan dikembalikan ke rute semula. Pasalnya, banyak anggota Pramekers yang masih setia menggunakan layanan KA Sriwedari meski tarifnya mahal. “Beberapa anggota kami seperti pekerja bank dan mereka yang secara finansial mampu masih menggunakan KA Sriwedari. Kalau dikembalikan ke rute semula berarti hanya ada KA Madiun Jaya dan Prambanan Ekspres (Prameks),” ujarnya kepada Solopos.com, Jumat (7/12/2012).

Ia mengaku saat ini anggota komunitas Pramekers Solo-Jogja sudah banyak yang beralih menggunakan bus untuk berangkat bekerja. Pasalnya, harga tiket KA Sriwedari senilai Rp20.000 itu terlalu berat bagi mereka. Ia juga merasa PT KAI tidak bersikap adil terhadap pelayanan kereta komuter. Kereta komuter line di Jakarta yang melayani ribuan warga setiap harinya bisa mendapatkan public service obligation atau subsidi. Sementara di Solo dan Jogja, pelayanan komuter seperti dianaktirikan.

“Kami meminta PT KAI menempatkan jadwal keberangkatan yang on time. Permintaan kami tidak muluk-muluk. Kereta tak perlu berfasilitas AC, tetapi cepat dan tepat waktu saja,” tukasnya. Selama ini, kereta api masih menjadi alternatif terbaik bagi pekerja yang melajo dari Jogja-Solo dan Solo-Jogja karena lebih efisien waktu. Jika menggunakan bus, waktu tempuh yang dibutuhkan sekitar 3 jam sekali jalan. Sedangkan dengan kereta waktu tempuhnya hanya 2 jam. Mereka bisa menghemat waktu baik untuk beristirahat maupun bertemu keluarga.

Sementara itu, Anggota Dewan Pendamping Komunitas Pramekers, Eko Setyanto, mengaku tidak masalah dengan pengembalian rute KA Sriwedari. Pasalnya, saat ini Pramekers Joglo sudah menggandeng Damri untuk melayani perjalanan Jogja-Solo dan sebaliknya. “Pada prinsipnya Pramekers yang benar itu ya menggunakan KA Prameks. Kami selama ini sudah merasa dibohongi. Kami berharap Kemenhub justru bisa mengembalikan rute Jogja-Solo ke kereta ekonomi seperti Prameks lagi,” ujarnya.

Senada dengan Bagus, Ia juga berharap jadwal kereta ekonomi dikembalikan seperti semula. Jadwal perjalanan KA Prameks seharusnya disesuaikan dengan jam kerja. Saat ini ada sekitar 225 anggota Prameks yang terdaftar. Mulai Senin (10/12) nanti, mereka akan menggunakan dua bus Damri. Bus itu akan melayani jadwal perjalanan pada pukul 05.00 WIB dan 06.00 WIB dari Jogja. Sementara dari Solo, bus akan melayani jam keberangkatan pukul 16.00 WIB dan 18.00 WIB.

Pejabat Humas PT KAI Daops VI/Yogyakarta, Sri Winarto, saat dimintai konfirmasi mengaku belum menerima pemberitahuan resmi dari PT KAI terkait pelanggaran aturan tersebut. Ia mengaku selalu melakukan koordinasi dengan Dirjen Perkeretaapian terkait pengalihan rute. Jika memang rute perjalanan harus dikembalikan, pihaknya akan mengikuti instruksi dari kantor pusat.

“Pertimbangan pengalihan itu karena load factor penumpang KA Maguwo Ekspres rendah. Apalagi, KRDE juga sering rusak karena jarak tempuh yang terlalu jauh. Makanya kami mengalihkan rutenya ke jarak yang lebih dekat,” terangnya.
Ia juga belum mengetahui kebijakan apa yang akan ditempuh PT KAI jika KA Sriwedari tidak dioperasikan. Pasalnya, saat ini load factor penumpang cukup bagus baik di hari biasa maupun akhir pekan. Selama pemberitahuan dari kantor pusat belum diterima, KA Sriwedari tetap akan berjalan seperti biasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya