SOLOPOS.COM - Exo menjadi brand ambasador SPAO (Kpopstarz)

K-pop masih menjadi perhatian publik.

Harianjogja.com, JOGJA — Melahirkan grup idola di industri musik Korea Selatan (Korsel) merupakan bisnis yang berisiko besar. Kendati demikian banyak yang ingin menjajal peluang tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dikutip dari Soompi, Kamis (4/8/2016), jumlah grup idola yang dipersiapkan untuk debut mencapai 300 kelompok tiap tahun, tetapi hanya 50 kelompok yang akhirnya benar-benar dapat debut. Sementara grup yang debut di tahun pertama hanya satu atau dua kelompok.

Sumber dari industri musik mengatakan,” Idola yang masuk dalam grup tidak berkompetisi setelah debut, melainkan saat mereka masih magang. Ketika mereka masuk dalam sebuah agensi, semua menjadi persaingan untuk mendapatkan uang,” paparnya.

Biaya untuk mempersiapkan grup idola, termasuk memproduksi album berkisar US$1,8 juta atau Rp23 miliar. Meski agensi berusaha memotong biaya-biaya pendukung, setidaknya masih membutuhkan US$1,3 juta atau Rp17 miliar. Jumlah pengeluaran paling banyak disedot masa magang.

Jumlah orang yang magang tergantung pada agensi. Manajemen yang besar seperti SM Entertainment memiliki 20-30 orang, sedang agensi yang lebih kecil biasanya untuk lima orang. Jumlah orang yang magang berkaitan erat dengan skala kemampuan agensi.

Masa magang rerata antara enam bulan hingga setahun. Peserta akan diminta menandatangani kontrak sementara waktu dengan agensi. Ketika masa kontrak habis, mereka dapat memperbarui atau menyudahi.

Sebuah sumber dari agensi musik berkata,”Peserta magang mendapatkan latihan jadi mereka dapat debut sebagai bagian dari anggota perusahaan itu. Namun seringkali mereka berubah pikiran dan pindah ke perusahaan lain, sehingga kontrak diperlukan,” urai dia.

Perusahaan juga akan menyediakan tempat tinggal, makanan dan biaya belajar selama periode magang. Besar kecilnya agensi berpengaruh dengan seberapa banyak fasilitas yang akan diterima peserta. “Walau mereka [peserta] kesannya tidak melakukan apapun tetapi bernafas, biaya mereka mencapai US$27.000 atau Rp353 juta per bulan.

Biaya yang besar ini membuat kontrak antara agensi dan peserta hanya sebentar.

“Agensi kecil seringkali tidak memiliki kemampuan untuk membiayai peserta dengan waktu lama,” kata seorang sumber.

Sebuah agensi kecil mungkin dapat mempertahankan selama dua tahun, artinya debut yang dilakukan akan lebih sering dibanding perusahaan besar. Namun tidak seluruh agensi memiliki kemampuan untuk mengelola idola mereka dalam sebuah persaingan agensi.

“Sebuah perusahaan harus memiliki kemampuan Artists and repertoire (A&R), pemasaran, manajemen dan biaya produksi. Termasuk jika album pertama tak berjalan lancar, perusahaan harus mampu bertahan. Akibatnya, saat ini agensi mudah untuk menghilang,” paparnya.

Banyak orang yang sepakat jika hanya ada dua cara mendapatkan jaminan sukses saat debut sebagai grup. Pertama debut dari agensi terkenal (SM, YG dan JYP Entertainment). Kedua mendapatkan bantuan dari ajang pencarian bakat, misalnya Produce 101.

Tanpa ketentuan tersebut, grup yang debut akan mudah “tenggelam”. Dibutuhkan setidaknya dua hingga tiga tahun agar dapat melangkah di industri ini. Adapun biaya untuk dapat masuk program musik seperti Music Bank dibutuhkan US$90.000 atau Rp1,1 miliar per bulan.

“Tidak setiap orang dapat tampil,” kata seorang progamer musik. “Ada batasan waktu dan staf kontrol produksi yang akan mengatur siapa saja yang tampil dan tidak. Setiap Senin, banyak album baru bermunculan tetapi kami tidak dapat mendengarkan semua. Seringkali kami menampilkan grup yang telah dikenal lebih dulu,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya