KLATEN–Sebagian daerah di Kecamatan Juwiring, Klaten mengalami kesulitan air bersih menyusul musim kemarau berkepanjangan. Akibatnya kira-kira 1.000 sumur warga di Desa Kwarasan, Desa Juwiring dan sebagainya di kecamatan tersebut mengalami kekeringan.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
“Sudah dua bulan terakhir ini sumur saya kadang kering atau paling tidak debit air sangat kecil. Hal itu terasa ketika para petani banyak yang menyedot air tanah untuk menyirami sawah masing-masing,” kata salah seorang petani Kwarasan, Daliyem, 65, ketika ditemui di kediamannya, Senin (10/9/2012).
Menurut dia hal itu sudah dialami beberapa tahun terakhir setiap tiba musim kemarau. Karena itu warga setempat harus pandai-pandai mengatur penggunaan air bersih untuk keperluan rumah tangga.
Secara terpisah, salah seorang warga Desa Juwiring, Ny Parto, 56, menyatakan keluhan serupa. Dia mengatakan karena kesulitan mendapatkan air bersih dari sumurnya, dia menggali sumur lagi hingga sekarang kedalamanya lebih dari 10 meter.
Harapannya, papar dia, debit air dari sumurnya tak banyak terpengaruh kendati di dekatnya banyak rumah mengalami kesulitan air bersih. Namun usahanya tersebut dinilai tak membawa perbahan signifikan.
Sedangkan salah seorang warga Desa Kwarasan lainnya, Tono, 50, mengakui saat ini tetangganya banyak yang kekurangan air bersih. Dia menyatakan warga bisa memahami para petani yang menyedot air dari sumur tanah masing-masing.Sebab para petan juga butuh air untuk mengairi tanaman mereka.
Tono mengatakan saat ini ada di desanya ada kira-kira 50 buah pompa sumur pantek. Mesin-mesin penydot air itu hampir setiap hari dioperasikan nonstop 24 jam. Karena itu tak heran jika sumur mayoritas warga Kwarasan berkurang debit airnya.