SOLOPOS.COM - Ketua Umum PP DMI, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 M. Jusuf Kalla akan menyampaikan keynote speech pada pembukaan konferensi ini. (Istimewa)

Solopos.com, YOGYAKARTA — Mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla menilai batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 adalah persoalan komitmen yang diabaikan sehingga berpotensi kehilangan kepercayaan dunia. 

Politisi Senior yang akrab disapa JK ini maklum apabila seluruh masyarakat merasa sedih dan kecewa atas federasi sepak bola FIFA untuk mencabut status tuan rumah U-20 dari Indonesia. Padahal, berbagai persiapan sudah dilakukan di dalam negeri.

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

JK berpesan agar persoalan tersebut menjadi pembelajaran untuk semua, terutama tentang sikap dalam menjaga komitmen. “Saya kira, masalahnya ini adalah masalah komitmen. Sudah teken semua soal komitmen. Terus tarik. Hilang semua trust [kepecayaan],” katanya kepada wartawan usai mengisi ceramah tarawih di Masjid Kampus UGM Yogjakarta kemarin, dikutip dari siaran pers, Sabtu (1/4/2023). 

Mantan Ketua Umum Partai Golkar itu juga mengaku bingung apabila ditanya terkait dengan cara mengembalikan kepercayaan yang sudah tercoreng. Intinya, JK menekankan bahwa harus ada upaya untuk memenuhi komitmen terlebih dahulu kendati butuh waktu yang lama. “Ya harus penuhi komitmen dulu. Tapi ini butuh waktu yang lama,” ujarnya. 

Pria yang menjadi wakil dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Joko Widodo itu lalu menceritakan proses awal FIFA memberi kepercayaan kepada Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. 

Menurutnya, pemilihan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 berawal dari kesuksesan Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan Asian Games pada 2018. Saat itu, terangnya, dunia melihat jika ternyata Indonesia sanggup melaksanakan event besar dengan baik yang disertai dengan prestasi yang baik. 

Oleh karena itu, Indonesia lalu mengajukan diri menjadi pelaksana Olimpiade, hingga World Cup. “Tapi setelah dipercaya, terjadi ini. Dirusak lagi,” katanya. Maka itu, JK berpesan agar kasus ini menjadi pembelajaran besar serta kembali bersama membangun kebersamaan dengan baik di masa yang akan datang.

Sebelumnya, JK menilai Piala Dunia U-20 menjadi momentum bagi Indonesia untuk semakin menegaskan posisinya terhadap konflik Israel-Palestina. Menurutnya, jika gelaran akbar sepak bola dunia ini tetap terlaksana dengan mengikutsertakan timnas Israel, maka dapat membangun upaya perdamaian yang dapat memperjuangkan kepentingan rakyat Palestina melalui jalan dialog atau perdamaian.

“Jadi kalau Indonesia menerima kehadiran Israel dalam keikitsertaannya di Piala Dunia U-20, justru menunjukkan peran aktif Indonesia dalam memperjuangkan hak-hak bangsa Palestina melalui jalur dialog untuk perdamaian kedua pihak,” kata JK di sela-sela kunjungannya ke Phnom Penh, Kamboja untuk menghadiri undangan buka puasa bersama warga muslim Kamboja yang juga dihadiri PM Kamboja dan PM Malaysia, Senin (27/3/2023), dikutip dari keterangan tertulis.

Mantan Wakil Presiden itu melanjutkan jika Indonesia ingin membantu kepentingan rakyat Palestina, maka posisi yang harus diperkuat Indonesia adalah mengenal kedua belah pihak.

Tujuannya untuk mendorong kedua negara berkonflik maju ke meja perundingan yang adil. Pandangan ini pula saat ini yang diyakini beberapa negara negara Arab di Timur Tengah seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar yang mulai berhubungan baik dengan Israel. Mesir, Jordan, dan Turki saat ini memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya