SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Yogyakarta–Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono mengatakan bahwa tugas sebagai juru kunci Gunung Merapi bukan hanya didasarkan pada sebuah keyakinan.

“Juru kunci seharusnya adalah sosok yang bisa menyeimbangkan antara hati dan kepala, bukan hanya seseorang yang mendasarkan pada keyakinan semata,” kata Surono di Yogyakarta, Minggu.

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

Menurut dia, logika berpikir realistis harus menjadi salah satu syarat bagi juru kunci Gunung Merapi, mengingat adanya sebuah contoh yang memilukan pascaletusan 26 Oktober.

“Juru kunci adalah sosok yang harus ‘nurut’ dengan orang yang mengangkatnya,” katanya.

Juru kunci Gunung Merapi adalah abdi dalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat sehingga diangkat secara langsung oleh raja.

Pada letusan yang terjadi Selasa (26/10), terjadi tragedi yang cukup memilukan karena salah satu korban dari puluhan korban letusan Gunung Merapi yang disertai semburan awan panas tersebut adalah juru kunci Mbah Maridjan yang telah mengabdikan sebagian umurnya untuk menjaga gunung tersebut.

Sosok yang telah cukup lekat sebagai orang yang mendapatkan tugas untuk menunggu Gunung Merapi tersebut ditemukan meninggal dunia dalam posisi sujud di rumahnya, satu hari pasca letusan.

Dusun tempat tinggalnya, yaitu Kinahrejo juga hancur diterpa awan panas yang berdurasi cukup lama, bahkan dua luncuran awan panas tersebut masing-masing berdurasi sekitar 30 menit.

Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X menyatakan bahwa pihaknya belum berpikir untuk menentukan pengganti Mbah Maridjan karena masih fokus untuk menangani pengungsi Merapi.

Ia mengatakan, penggantian juru kunci Gunung Merapi tersebut adalah urusan internal keraton, apalagi upacara ritual di Gunung Merapi masih akan diselenggarakan tahun depan.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebut bahwa energi yang dimiliki oleh Merapi tersebut tiga kali lebih besar dibanding energi tiga erupsi sebelumnya, yaitu pada 1997, 2001 dan 2006.

Hingga Minggu (31/10), Gunung Merapi telah tiga kali meletus secara eksplosif dengan memuntahkan awan panas dan juga abu vulkanik yang mengandung silica dan sulfur.

Ant

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya