SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi


Jakarta–
Pekerja jurnalistik di Papua kembali mendapat ancaman dari aktivis Komite Nasional Papua Barat. Salah satu akivis bahkan mengancam akan menganiaya wartawan yang meliput kegiatan mereka.

Kejadian tersebut terjadi saat negosiasi antara KNPB dan aparat polisi untuk melakukan demonstrasi di sekitar Gedung Expo Waena Abepura, Jayapura, Senin (31/5).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

KNPB hendak melakukan demonstrasi terkait penembakan aparat polisi terhadap salah satu warga di dalam gedung Expo, Rabu (27/5). Aktivis KNPB menuduh jurnalis memperkeruh situasi dengan memberitakan bahwa warga yang ditembak tersebut meninggal, kendati sebenarnya tidak.

Padahal, menurut Robert Vanwi, jurnalis Suara Pembaruan yang diancam tersebut, tidak ada satu pun media yang memberitakan warga tersebut meninggal. “Tidak ada satu pun media memberitakan warga itu meninggal. Kejadian pengancaman ini bukan untuk yang pertama kali. Sebelumnya, kami pernah mendapat ancaman serupa dari KNPB,” ujarnya, yang menyayangkan bahwa saat terjadi pengancaman itu tidak ada koordinator KNPB yang meredakan ketegangan.

Vanwi saat mendapat ancaman bersama sekitar 10 jurnalis media lokal dan nasional. Mereka pun akhirnya sepakat tidak akan meliput kegiatan KNPB dan berharap ada perlindungan dari aparat keamanan.

Sementara itu, dalam negosiasi itu, polisi tetap tidak mengizinkan KNPB melakukan demonstrasi karena tidak memiliki izin. Aparat polisi dipimpin Kabag Ops Polresta Jayapura AKP Dominggus Rumaropen.

kcm/isw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya