SOLOPOS.COM - Pesawat KT-1B Wong Bee bernomor 7 yang merupakan right wing The Jupiters tampak diawaki dua penerbang tempur Lanud Adisutjipto, Jogja saat melakukan vertikal manuver dalam training area belum lama ini. (Humas Lanud Adisutjipto)

Harianjogja.com, JOGJA-Setidaknya sudah empat negara. Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam dan Singapura, yang langitnya pernah dihiasi dengan smoke trail-nya The Jupiters. Negara berbangga atas keberanian para penerbang muda lulusan Bumi Maguwo. Bagaimana mereka beraksi di langit?

Di Singapore Airshow 2014, CEO Korean Aerospace Industries, Sung Yong kagum saat menyaksikan pesawat latih KT-1B Wong Be produksinya diubah menjadi pesawat aerobatik oleh Jupiters. Kekaguman itu bukan tanpa dasar. Mengingat tim aerobatik militer dunia lebih banyak menggunakan pesawat bermesin jet.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Meski ada beberapa menggunakan propeller (baling-baling) seperti Malaysia dengan 300L Extra atau Brunei jenis Pilatus PC-7. Tapi keduanya tergolong pesawat aerobatik dan pernah digunakan beberapa negara lain. Berbeda dengan KT-1B Wong Bee, Indonesia tercatat negara pertama di dunia yang menggunakannya sebagai pesawat aerobatik. Kebanggaan itu turut dirasakan para petinggi TNI-AU. Danlanud Adisutjipto, Marsma TNI Yadi I. Sutanandika berharap The Jupiter atau JAT tidak saja dimiliki oleh TNI-AU, tetapi masyarakat Indonesia. Bisa dikenal dunia internasional, dengan tidak muluk, minimal ASEAN lebih dahulu.

“Kami ingin memberikan yang terbaik untuk masyarakat dengan adanya Jupiter Aerobatic Team [JAT]. Ini bukan hanya milik kami [TNI-AU] saja, tetapi milik semua [masyarakat Indonesia]. Mari kita besarkan, agar kami di sini bisa menjalankan dengan gembira kemudian masyarakat Indonesia, khususnya Jogja mempunyai kebanggaan tersendiri,” ucap Danlanud pekan lalu.

Untuk bisa memberikan terbaik, member JAT tidak saja harus bekerja keras. Tapi juga bertaruh nyawa karena berada di ruang udara. Training dilakukan setiap hari dengan dua atau tiga pesawat bersamaan. Dalam sepekan dilakukan maintenance skill bermanuver dengan seluruh anggota full enam pesawat sebanyak dua kali. Sekali terbang durasi lebih dari satu jam. Dimulai dari warming up atau pemanasan di udara, untuk memastikan bahwa personel dan pesawat sama-sama siap. Selanjutnya melakukan joint, sequence manuver dengan membentuk suatu adegan seperti roll atau arrow head loop. Setiap bentuk manuver yang sulit bisa diatasi dengan latihan.

Meski menggunakan full power dalam setiap manuver, tapi The Jupiters masih memiliki space untuk bisa dinikmati. Di sanalah kelebihan tim aerobatik ketika menggunakan pesawat bermesin propeller. Ada nuansa seni yang bisa dinikmati penonton dengan lambatnya pesawat ketika bermanuver. Berbeda dengan pesawat bermesin jet yang memiliki daya dorong tinggi dan cenderung tampak hanya sekejap.

“Rata-rata kami bermain di power yang besar tapi masih ada space, karena kalau full power nanti wingman-nya tidak bisa mengikuti. Wingman paling luar akan membutuhkan power besar untuk bisa kick posisition [menempati posisi sesuai manuver],” terang Flight Leader JAT, Letkol Pnb Feri Yunaldi.

Pilot di dalam kokpit harus konsentrasi penuh. Kecepatan dan ketepatan mengoperasikan komponen pesawat tentu harus diimbangi dengan nuansa seni. Untuk menghasilkan tayangan aerobatik yang tidak saja menarik ditangkap mata tapi juga mengandung pesan yang melekat di hati pemirsanya. Para pembesut KT-1B Wong Bee itu pun setia dengan perintah sang flight leader ketika berada di atas angin.

“Misalnya Jupiter Roll, kita sesuai arahan leadernya, ketika harus roll. Maka kita operasikan stik control untuk roll, jadilah tampak berputar bersama-sama. Saat manuver itu, jarak pesawat dari ujung ke ujung itu tidak lebih dari tiga meter,” imbuh Kapten Pnb Idam Satria yang kini berposisi di right wing.

Di saat emergency, pilot JAT dapat menyelamatkan diri, baik di ketinggian rendah dan kecepatan nol. Karena KT-1B Wong Bee dilengkapi dengan kursi pelontar buatan Martin Baker. Kursi buatan Inggris yang sudah menyelamatkan lebih dari 7.000 penerbang tempur dunia. Lanud Adisutjipto memiliki 16 pesawat KT-1B yang masih akan digunakan dalam beberapa tahun ke depan. Terakhir 2012 Lanud tersebut mendapatkan kiriman termin kedua, pesawat yang memiliki daya jelajah 35.000 kaki itu.

Bulan September 2014 akan menjadi hari sibuk anggota JAT. Karena mempersiapkan even baik nasional dan internasional. Seperti HUT TNI di Armatim Surabaya 7 Oktober 2014. Kemudian persiapan show di Malaysia dan Brunei pada 2015 mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya