SOLOPOS.COM - Petugas Bulog memeriksa stok beras medium di gudang beras Perum Bulog Lhokseumawe, Aceh, Rabu (17/5/2017) lalu. (JIBI/Solopos/Antara/Rahmad)

Pemerintah akan kembali mengeluarkan izin impor beras pada Juni 2018 untuk memenuhi kuota 500.000 ton.

Solopos.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan menambah impor beras pada Juni 2018 untuk memaksimalkan seluruh kuota beras yang telah disepakati di awal Januari 2018 yang mencapai 500.000 ton.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan pemerintah akhirnya mengeluarkan perpanjangan izin impor untuk India sebanyak 20.000 ton sampai 31 Maret 2018. Persetujuan ini untuk memenuhi 281.000 ton beras yang disetujui.

“Untuk India sudah kita tambah waktu impornya. Sedangkan di Juni akan diproses impor untuk memenuhi kuota sampai batas 500.000 ton,” katanya di Jakarta, Rabu (14/3/2018).

Pemerintah sudah mengeluarkan izin impor 281.000 sebagai cadangan beras pemerintah pada Februari 2018. Alih-alih mendapat kuota sesuai yang disetui, Bulog sebagai perusahaan yang melakukan impor hanya mampu memasok 261.000 ton dari Thailand dan Vietnam.

Sedangkan India yang semula sudah memenangkan lelang dan menyetujui bakal ikut memasok berasnya ke Indonesia, akhirnya dipastikan tidak dapat memasok 20.000 ton beras. Bahkan beras tidak juga masuk ke perairan Indonesia pada 28 Februari 2018 atau batas akhir kontrak.

Berdasarkan situs Inatrade Kemendag, diketahui Bulog mengajukan izin untuk penambahan waktu impor beras dari India pada 12 Maret. Pengajuan tersebut kini telah disetujui oleh Kemendag untuk dapat diselesaikan negara eksportir.

Pada Juni mendatang, rencananya pemerintah akan memasok kembali beras impor. Selain dari India, beras juga akan dipasok dari Afganistan. Kemendag menyebut jumlah tersebut akan memenuhi kuota tersisa.

Oke mengaku kedua negara akan dibagi jatah impor beras masing-masing 100.000 ton lebih. Jika impor hingga akhir Maret 2018 nantinya berjumlah 281.000 ton, artinya total beras yang akan dipasok untuk memenuhi batas kuota yakni mencapai 219.000 ton. “Beras ini untuk cadangan beras pemerintah,” ujarnya.

Pada Juni nanti diprediksi kondisi petanian di sejumlah daerah akan memasuki masa panen raya kedua musim kemarau. Sedangkan sebagian lagi masih musim tanam. Upaya impor tersebut diyakini tidak akan menggaggu produksi petani. Pasalnya beras tersebut akan dijadikan sebagai cadangan beras pemerintah.

Sementara Guru Besar Institut Pertanian Bogor sekaligus Ketua Umum Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) Dwi Andreas Santosa mengatakan kebijakan tersebut cukup positif untuk menambah stok Bulog dan menekan harga.

Adapun pihaknya memprediksi pada Juni nanti harga cenderung akan mengalami kenaikan akibat karena menjelang lebaran Idul Fitri. Sehingga keputusan impor scara psikologi pasar bakal membuat harga ikut stabil dan tidak dapat dijadikan celah untuk menaikan harga.

“Pada Juni nanti petani tidak pegang gabah. Baru mereka panen raya kedua pada Juli – Agustus,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya