SOLOPOS.COM - Sekda Budi Suharto (dok)

Sekda Budi Suharto (dok)

SOLO—Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Solo, Budi Suharto, mewacanakan adanya beras untuk warga miskin daerah (raskinda) sebagai solusi bagi 5.886 rumah tangga sasaran (RTS) yang tidak terkaver dalam data TNP2K. Untuk mengarah ke program itu, Sekda meminta kepada para lurah memverifikasi ulang warga miskin (gakin) yang tak terima raskin.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Ya, dulu pernah muncul, namanya raskin premium. Raskinda itu bisa dimunculkan lagi sebagai upaya men-treatment untuk mengisi kekosongan itu [pengurangan kuota raskin]. Pak lurah harus melakukan pendataan lagi. Warga yang tak dapat raskin itu benar-benar miskin atau tidak. Kalau benar-benar miskin bisa didata dan dilaporkan kembali ke pusat,” ujar Sekda saat dijumpai wartawan, Sabtu (9/2/2013), seusai membuka acara olimpiade ilmu farmasi tingkat sekolah menengah kejuruan (SMK) di Akademi Farmasi Nasional Solo.

Menurut dia, pengurangan data raskin itu terjadi secara nasional dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Para RTS yang tidak masuk dalam data raskin itu, kata dia, bukan karena ada peningkatan kualitas ekonomi gakin yang bersangkutan. Dia menilai data itu justru dipangkas langsung dari pusat. “Berkurangnya data raskin itu bukan sebagai dampak atas pembangunan di Solo. Tapi dari pusat langsung cut saja. Saya bukan bermaksud menjustifikasi kesalahan dalam pemutakhiran data. Tapi memang data raskin itu harus diperbarui lagi,” tegasnya.

Terpisah, Kasi Kesejahteraan Masyarakat Kelurahan Pasar Kliwon, Danang, mengaku jumlah penerima manfaat raskin di kelurahan setempat tahun ini sebanyak 205 RTS. Data tersebut sudah berkurang 41 RTS bila dibandingkan dengan data penerima raskin 2012. “Jumlah RTS yang tidak masuk data raskin tidak banyak. Selama ini belum ada keluhan dari masyarakat yang tidak menerima raskin. Kalau diminta mendata ulang atau verifikasi ulang data raskin itu, kami masih menunggu surat edaran dari pemerintah kota,” tuturnya.

Berbeda dengan kondisi di lingkungan RW 006, Kelurahan Bumi, Laweyan, Solo. Ketua RW 006, Sri Sumanta, mengungkapkan jumlah RTS penerima raskin di lingkungannya juga mengalami penurunan. Menurut dia, data raskin yang semula sampai 100-an RTS, kini tinggal 90-an RTS. Untuk mengantisipasi adanya protes warga, dia membuat kesepakatan dalam perkumpulan warga tentang distribusi raskin.

“Sudah ada kesepakatan warga. Raskin tidak diberikan kepada penerima raskin saja, tetapi dibagi rata kepada semua gakin yang ada. Mereka tidak menerima jatah raskin 15 kg per RTS, tetapi kurang dari itu. Itu sudah kesepakatan warga, sehingga tidak ada protes warga,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya