SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

WONOGIRI--Jumlah Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) di Kabupaten Wonogiri semakin menurun.

Hingga saat ini jumlahnya hanya 60 orang dari jumlah semula di tahun 2003 204 orang. Dikhawatirkan peserta baru KB yang ditarget hingga 23.400 orang di 2012, tak tercapai.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Hal itu diungkapkan Kepala Badan Keluarga Berencana Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Perempuan (BKBKSPP) Wonogiri, Reni Ratnasari, saat ditemui wartawan sebelum pembukaan acara Pembinaan dan Pemberian Bantuan untuk Sub Klinik Desa di Gedung Giri Wahana Wonogiri, Selasa (18/9/2012).

“Saat ini, satu petugas PLKB memantau peserta KB di empat hingga lima desa/kelurahan. Jumlah itu tidak ideal karena satu petugas seharusnya hanya memantau di dua desa/kelurahan. Tahun ini, ada empat petugas yang akan pensiun, ini membuat kami khawatir target untuk mendapat peserta baru KB tidak tercapai,” katanya.

Ia menyatakan dari awal tahun hingga Agustus, pihaknya telah mencapai 63% dari target yang telah ditetapkan di 2012. Tapi, ia tetap berusaha memenuhi target tersebut dengan memanfaatkan program yang belum dilaksanakan.

Menurutnya, berkurangnya jumlah itu disebabkan penggabungan instansi yang terlambat pada 2003 sehingga dinas tersebut vakum sekitar empat tahun.

“Saat penggabungan itu, banyak petugas yang masuk ke dinas. Selain itu, banyak yang pensiun dan saat ini belum ada perekrutan tenaga baru. Kami hanya bisa memaksimalkan tenaga yang ada untuk penyuluhan dan pendataan peserta KB,” ujarnya.

Ia pun telah mengusulkan tambahan tenaga PLKB ke bupati sebanyak 160 orang. Walaupun tidak bisa dipenuhi secara maksimal, ia berharap ada tambahan tenaga yang jumlahnya tidak terlalu jauh dari usulan tersebut.

Di sisi lain, pihaknya juga memberikan bantuan operasional untuk 294 petugas Sub Klinik Desa (SKD) yang bertugas membina para akseptor KB dan ketahanan keluarga di seluruh desa/kelurahan di Kabupaten Wonogiri. “Bantuan operasional yang kami berikan Rp50.000 per orang yang sebelumnya hanya Rp25.000 per orang,” imbuhnya.

Ayu Abriyani KP/JIBI/SOLOPOS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya