SOLOPOS.COM - Ilustrasi rokok. (Freepik)

Solopos.com, SRAGEN – Jumlah perokok aktif di Sragen menempati urutan tertinggi jika dibandingkan dengan wilayah lain di Soloraya. Fakta itu terungkap dalam Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Jateng 2018-2023 yang diterbitkan Lembaga Penerbitan Badan Litbang Kesehatan Jateng.

Riskesdas merupakan penelitian bidang kesehatan berbasis komunitas yang biasa digelar sekali dalam lima tahun. Lima tahun dianggap sebagai interval yang tepat untuk menilai perkembangan status kesehatan masyarakat, faktor risiko, dan perkembangan upaya pembangunan kesehatan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sampel penelitian itu meliputi warga dengan usia di atas 10 tahun. Kebiasaan merokok dalam hal ini meliputi rokok hisap, rokok elektronik, dan shisha. Dari 1.978 warga Sragen yang menjadi sampel, sebanyak 21,54% merupakan perokok aktif yang tidak melewatkan satu hari tanpa merokok. Sisanya, 4,59% merokok kadang-kadang, 9,34% merupakan mantan perokok, dan 64,52% bukan perokok.

Baca juga: 7% Pengangguran di Jateng Merokok Tiap Hari, Kamu Termasuk Enggak?

Tertinggi di Soloraya

Proporsi merokok warga Sragen merupakan yang tertinggi di Soloraya disusul Wonogiri (20,87%), Boyolali (20,61%), Klaten (19,90%), Kota Solo (19,16%), Karanganyar (18,24%), Sukoharjo (17,53%).

Sementara lima besar kabupetan di Jawa Tengah dengan jumlah perokok aktif adalah Wonosobo (32,82%), Banjarnegara (32,31%), Temanggung (30,68%), Cilacap (27,46%) dan Purbalingga (27,19%). Adapun proporsi perokok aktif di Jateng mencapai 23.19% dari 75.804 warga yang menjadi sampel.

Baca juga: Langka! 7 Kuliner Tradisional Sragen Ini Dijual di Pasar Bahulak

Perokok di Sragen

Dalam penelitian itu juga disebutkan para perokok aktif di Sragen itu biasa menghabiskan rata-rata 8-12 batang rokok/hari. Fakta lain yang terungkap dalam penelitian itu ialah 3,69% warga Sragen kali pertama merokok pada usia 5-9 tahun dan 23,08% kali pertama merokok pada usia 10-14 tahun.

Persentase tertinggi warga Sragen mulai merokok pada usia 15-19 tahun dengan 42,23%. Sedangkan jenis rokok yang dihisap warga Sragen paling banyak adalah rokok putih (62,90%), disusul rokok kretek (44,75%), rokok linting 8,45%, rokok elektrik (1,65%) dan shisha (0,29%).

Baca juga: 22 Hari Bertahan, Bayi Tanpa Tempurung Kepala di Solo Meninggal

Kampung Bebas Asap rokok

Sebagai informasi, sejumlah desa di Sragen telah ditetapkan sebagai Kampung Keluarga Berencana (KKB). Salah satu program dari KKB itu antara lain menciptakan lingkungan yang bersih dengan mencanangkan diri sebagai kampung bebas asap rokok.

Salah satu desa yang sudah dicanangkan sebagai kampung bebas asap rokok adalah Celep, Kedawung, pada 2018 lalu.

“Di kampung ini ada sanksi sosial yakni bersih-bersih lingkungan kalau ada warga yang merokok di tempat umum seperti sekolah, balai desa, masjid, dan lain-lain. Kalau mau merokok, silakan di rumah saja. Sampai sekarang, aturan itu masih ada. Namun, pengawasan masih perlu ditingkatkan supaya tidak ada pelanggaran,” ujar Suyadi, tokoh masyarakat Desa Celep, kepada Solopos.com, Rabu (17/3/2021).

Baca juga: Kabar Duka: Sinden Tayub Legendaris Sragen Suji Mentir Meninggal Dunia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya