SOLOPOS.COM - Dwi Prasetya BANDARA ADI SOEMARMO- Penumpang menunggu waktu keberangkatan penerbangan domestik di Bandara Adi Soemarmo Boyolali. Makin banyaknya penyelenggaraan berbagai acara tingkat nasional dan internasion di Solo membuat jumlah pengguna bandara ini terus naik. (JIBI/SOLOPOS/dok)

Solo (Solopos.com) – Manajemen PT Angkasa Pura I Bandara Adi Soemarmo Solo memrediksi dalam kurun waktu dua tahun ke depan pengguna jasa penerbangan akan tumbuh pada angka yang cukup tinggi.

PENUMPANG BERTAMBAH -- Penumpang menunggu waktu keberangkatan penerbangan domestik di Bandara Adi Soemarmo Boyolali. Makin banyaknya penyelenggaraan berbagai acara tingkat nasional dan internasion di Solo membuat jumlah pengguna bandara ini terus naik. (JIBI/SOLOPOS/dok)

Promosi BRI Group Buka Pendaftaran Mudik Asyik Bersama BUMN 2024 untuk 6.441 Orang

Prediksi ini, menurut General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Adi Soemarmo, Andri Iskandri, sudah direspon beberapa maskapai penerbangan untuk menambah jadwal penerbangannya ke Bandara Adi Soemarmo. “Setidaknya sudah ada dua maskapai yang menyampaikan kepada kami akan menambah jadwal penerbangannya ke Solo. Seperti, Garuda Indonesia dan Lion Air. Garuda Indonesia, ada wacana akan tambah menjadi enam hingga delapan kali penerbangan. Kalau Lion Air, kami pastikan juga akan menambah, karena dari maskapai sudah sering kali menyampaikan kepada kami, tetapi berapa dan kapan kami belum tahu,” tutur Andri, kepada Espos, Rabu (8/6).

Indikasi terus meningkatnya pengguna jasa penerbangan melalui Bandara Adi Soemarmo Solo sudah terasa saat ini. “Jika di tahun 2008 rata-rata penumpang hanya 840 orang per hari, tahun 2009 naik menjadi rata-rata 1.000 orang per hari dan tahun 2010 naik lagi menjadi rata-rata 1.200 orang per hari, saat ini kami mencatat angka rata-rata pengguna jasa pesawat sudah mencapai 1.450 orang per hari,” paparnya.

Tren ini, selain karena didukung dengan banyaknya event dan berkembangnya industri meeting, incentive, convention and exhibition (MICE) di Kota Solo, tidak bisa dipungkiri bahwa lambat laun kapasitas bandara di Jogja akan jenuh. “Bandara Solo ini pasti akan menjadi alternatif pilihan,” imbuhnya.

Dari analisis tersebut, lanjut Andri, hampir semua maskapai menginginkan untuk menambah jadwal penerbangannya. Hanya saja ada beberapa maskapai yang masih terkendala di internal perusahaan, seperti keterbatasan armada. “Tetapi pada prinsipnya, jika maskapai itu sudah meraih load factor 80%-85%, maka itu indikasi bahwa maskapai itu harus siap-siap menambah penerbangan. Atau, mengganti pesawat dengan jenis yang lebih besar.”

Terkait dengan tren ini, selain mendapat respons dari maskapai penerbangan, pihak bandara juga akan mengimbangi dengan mengajukan perluasan ruang tunggu baik untuk ruang tunggu domestik maupun internasional. “Tahun 2012 kami sudah mengajukan agar ruang tunggu diperluas sekitar 300 meter persegi hingga 400 meter persegi.”

Sementara itu, General Manager Garuda Indonesia Solo, Syamsuddin, mengatakan bahwa saat ini pihaknya masih konsentrasi dengan empat jadwal penerbangan Solo-Jakarta yang sudah ada. Terkait penambahan penerbangan, dia belum bersedia memastikan. “Belumlah. Yang empat penerbangan saat ini saja belum mencapai target.” Ia mengatakan, rata-rata load factor Garuda Indonesia untuk empat jadwal penerbangan itu masih berkisar pada angka 75% hingga 76%.

haw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya