SOLOPOS.COM - Bus Trans Jateng menunggu datangnya penumpang di Terminal Sumberlawang, Selasa (1/9/2020). (Espos/Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SEMARANG — Tingkat keterisian penumpang Bus Trans Jateng di sejumlah daerah belum mencapai 100 persen. Jumlah penumpang bus yang menjadi moda transportasi andalan Pemerintah Provinisi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) di tiap daerah itu rata-rata masih berkisar antara 55-90 persen dari kapasitas yang disediakan.

Kepala Balai Trans Jateng, Joko Setyawan, membenarkan jika tingkat keterisian penumpang Bus Rapid Transi (BRT) Trans Jateng sejauh ini belum mencapai 100 persen. Kendati demikian, dari sejumlah rute yang dilayani ada yang tingkat keterisian penumpang mencapai 90 persen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Untuk [rute] Mangkang-Bahurekso [Semarang-Kendal] itu bisa mencapai 80-90 persen. Untuk [rute] Penggaron-Godong [Semarang-Grobogan] sekarang sekitar 60 persen, kadang 55 persen. Sedangkan Solo [rute Solo-Sragen] sekitar 60-70 persen, dan [rute] Purwokerto-Purbalingga sekitar 80 persen,” ujar Joko seusai mengikuti audensi di Kantor DPRD Jateng, Jumat (2/9/2022).

Ekspedisi Mudik 2024

Joko mengatakan minat masyarakat menggunakan moda transportasi Bus Trans Jateng juga dipengaruhi faktor infrasturktur kondisi jalan. Jika jalan yang dilalui Bus Trans Jateng itu mengalami kerusakan atau macet, bisa dipastikan jumlah penumpangnya akan mengalami penurunan.

Ia mencontohkan kondisi Jalan Raya Semarang-Purwodadi yang saat ini mengalami kemacetan menyusul pembangunan sejumlah proyek infrastruktur seperti Flyover Ganefo di Mranggen, Demak. Kondisi itu pun membuat arus lalu lintas macet, sehingga masyarakat enggan menggunakan moda transportas Bus Trans Jateng dan memilih transportasi lain yang dirasa lebih lancar.

Baca juga: Bus Trans Semarang 2 Kali Terbakar, KPTS: Perawatan Tidak Serius

“Meski demikian, apabila sudah normal [arus lalu lintas] saya yakin keterisian penumpang bisa meningkat kembali. Soalnya, sebelum macet itu [keterisian penumpang] bisa mencapai 80 persen,” jelasnya.

Selain itu, imbuh Joko, jumlah penumpang yang belum maksimal juga dipengaruhi faktor peralihan di masa pandemi Covid-19. Kondisi itu pun membuat masyarakat cenderung lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi dibanding moda transportasi umum seperti Bus Trans Jateng.

“Meski begitu, kami akan terus mengutamakan untuk mengakomodasi kebutuhan mobilitas masyarakat melalui Bus Trans Jateng. Kami berharap ke depan orang merasa naik angkutan umum itu nyaman, murah dan makin banyak yang naik. Bukan hanya sekadar tidak ada pilihan, tapi karena pilihan utama,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya