SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Klaten (Espos)–Jumlah pengungsi letusan Merapi di wilayah Kabupaten Klaten semakin menyusut. Pada Minggu (21/11), pengungi yang tersisa diperkirakan berjumlah 10.000-an orang yang kesemuanya merupakan warga kawasan rawan bencana (KRB) III letusan Gunung Merapi.

Kepala Badan Kesbangpol dan Linmas Klaten, Sri Winoto saat dihubungi Espos, mengatakan, pengungsi masih bertahan di Kecamatan Prambanan 4.000–an orang, di Dodiklatpur 1.700-an orang dan sisanya tersebar di sejumlah kecamatan. “Untuk GOR Gelarsena dan GOR SMAN III Klaten sudah kosong dari pengungsi,” jelasnya, Minggu.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Dia mengatakan, pengungsi sebagian besar pulang dengan inisiatif sendiri lantaran menilai kondisi sudah aman. Menurutnya, pengungsi yang bermukim di radius di luar 10 kilometer dari puncak Merapi memang sudah diperbolehkan pulang. Sedangkan yang masih masuk KRB III diminta tetap tinggal di pengungsian hingga ada keputusan tentang zona aman.

Menurut Sri Winoto, kebutuhan hidup pengungsi tetap menjadi tanggungan pemerintah hingga masa tanggap darurat berakhir. Dia mengatakan, para pengungsi asal Cangkringan, Sleman, DIY juga masih banyak yang mengungsi di Klaten. Diungkapkan olehnya, pihaknya berkoordinasi dengan Pemda Sleman untuk membahas kelangsungan pengungsi asal Cangkringan.

”Masa tanggap darurat berakhir 24 November mendatang. Apakah akan diperpanjang atau tidak kami belum tahu, yang jelas pengungsi dari luar Klaten tidak diperlakukan berbeda,” jelasnya. Dia mengatakan koordinasi dilakukan supaya pada tahap rehabilitasi dan rekonstruksi nanti, para pengungsi dari luar Klaten tidak terlewat dari pendataan.

Dijelaskan olehnya, pengungsi yang pulang dibekali dengan kebutuhan logistik untuk beberapi hari. Namun jika nantinya masih membutuhkan bantuan, bisa dilaporkan kepada camat dan dikoordinasikan ke Satlak. Menurutnya, bantuan dari masyarakat masih terus mengalir melalui Pemkab dan seluruhnya diperuntukkan untuk menyokong kebutuhan para pengungsi.

Pada bagian lain, petugas pengelola GOR Gelarsena, Asrun menuturkan, rombongan pengungsi asal Desa Panggang, Kecamatan Kemalang meninggalkan GOR secara bergelombang pada Minggu pagi hingga siang. ”Mereka pamit kembali ke rumah karena menilai sudah aman. Sedangkan puluhan pengungsi asal Cangkringan dipindahkan ke Prambanan,” jelasnya.

Sementara, Jumarni, 25, pengungsi asal Dusun Deles, Kecamatan Sidorejo, Kemalang mengatakan, dirinya belum berani pulang karena masih takut dengan letusan Merapi. Namun sesekali dirinya sudah menengok kondisi rumah. ”Kalau malam pulang ke pengungsian karena takut masih ada letusan,” jelasnya saat dijumpai di Posko Pengungsian Desa Manjung, Kecamatan Ngawen.

rei

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya