SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo didampingi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kedua kanan) mengunjungi korban bencana Gunung Semeru di posko pengungsian Desa Sumberwuluh, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Selasa (7/12/2021). (Antara/Seno)

Solopos.com, JAKARTA — Jumlah pengungsi pascaerupsi Gunung Semeru saat ini terdata sebanyak 10.158 jiwa. Mereka tersebar di sejumlah titik.

“Sementara itu, data Posko per hari ini, Selasa (14/12/2021), pukul 18.00 WIB, total jumlah pengungsi sebanyak 10.158 jiwa. Populasi warga terdampak tersebar di 151 titik pengungsian,” ujar Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari melalui keterangan tertulis yang dikutip Okezone.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Adapun konsentrasi para penyintas teridentifikasi di 19 titik yang berada di tiga kecamatan, yaitu Candipuro 8 titik dengan 4.156 jiwa, Pasirian 7 titik (1.518) dan Pronojiwo 4 titik (1.056).

Abdul Muhari menambahkan, titik-titik lain tersebar di wilayah Kabupaten Lumajang serta 4 kabupaten lainnya, yaitu Kabupaten Malang 9 titik dengan 344 jiwa, Blitar 1 titik (20), Jember 3 titik (13) dan Probolinggo 1 titik (11).

Korban meninggal sebanyak 48 jiwa, sedangkan luka berat 18 jiwa. Dampak kerusakan material, tercatat sementara rumah rusak ringan di Desa Sumberwuluh sebanyak 505 unit, sedangkan di Desa Pronojiwo rusak ringan 85 unit serta rusak berat mencapai 437 unit.

Baca Juga: Korban Meninggal Akibat Erupsi Semeru Bertambah Menjadi 46 Orang 

Sedangkan fasilitas umum rusak sebanyak 44 unit, termasuk bangunan sekolah 24 unit. “Fasum rusak lainnya yaitu jembatan, tempat ibadah dan sarana kesehatan,” katanya.

Upaya penanganan darurat hingga hari kesebelas, BNPB masih melakukan pendampingan terhadap pemerintah daerah dan Posko. Pada hari ini, Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto, bertolak ke Surabaya dan melanjutkan menuju Kabupaten Lumajang dari arah Malang.

“Kepala BNPB ingin memastikan penanganan darurat juga dapat berjalan optimal di sisi Pronojiwo dan berlanjut pada tahap transisi darurat ke pemulihan,” pungkasnya.

Operasi pencarian korban Semeru diperpanjang selama tiga hari ke depan hingga 17 Desember 2021.

Sebelumnya, pencarian korban erupsi Gunung Semeru ditargetkan sepekan berakhir. Namun, adanya sejumlah kendala menjadikan hal tersebut belum terealisasikan.

Kasi Operasi I Basarnas Wayan Suyatna mengatakan, pencarian terus dilakukan untuk menemukan dan mengevakuasi korban yang masih belum ditemukan di daerah daerah yang diindikasikan masih terdapat korban hilang akibat erupsi Gunung Semeru.

Baca Juga: Gunung Semeru Erupsi, Jembatan Pengubung Malang-Lumajang Putus 

“Hari ini operasi pencarian sudah hari kesebelas dan akan kita perpanjang selama tiga hari ke depan,” ujar Wayan, saat dikonfirmasi pada Selasa petang (14/12/2021).

Nantinya dikatakan Wayan, pencarian akan dibagi menjadi tiga tim yakni mencari lima titik di kawasan Kajar Kuning, Sungai Curah Kobokan, Kebondeli Utara, Kampung renteng, serta di beberapa lokasi tambang pasir yang dilaporkan warga ada aktivitas saat erupsi.

“Fokus pencarian korban yang masih hilang ini masih kita fokuskan di lima titik,” tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, Gunung Semeru meletus pada 4 Desember 2021 dan mengeluarkan awan panas guguran (APG) mengarah ke Besuk Kobokan, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, sekira pukul 15.20 WIB. Korban meninggal yang sudah berhasil ditemukan sebanyak 48 jenazah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya