SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/wordpress)

Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/wordpress)

GUNUNGKIDUL-Jumlah pengidap HIV dan AIDS di Gunungkidul melonjak tajam tahun ini . Sejak Januari sampai Juni telah ditemukan 19 kasus. Pada 2011 hanya ditemukan enam kasus.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ada 34 pengidap AIDS dan 27 pengidap HIV di Gunungkidul. Pengidap paling banyak berkelamin lak-laki yakni sebanyak 35 orang, sisanya perempuan. Penularan paling banyak melakukan hubungan seks lawan jenis. Kasus penularan AIDS homoseksual hanya dua kasus.

Ekspedisi Mudik 2024

Hal itu disampaikan Kepala Seksi Surveilance dan Imunisasi Dinas Kesehatan Gunungkidul Dwi Pranstyono di acara ”Strategi Penanggulangan HIV dan AIDS di Kabupaten Gunungkidul” di Hotel Bukit Indah Resto, Kecamatan Patuk.

“Lonjakan jumlah pengidap AIDS ini melonjak setelah 2008,” kata Dwi kepada wartawan, Rabu (17/10). Dwi mengatakan penularan HIV dan AIDS juga disebabkan penggunaan jarum suntik (enam kasus) dan perinatal atau keturunan dari ibu (empat kasus).

Dari 62 kasus itu, pengidap paling banyak merupakan ibu rumah tangga (15 orang). Sisanya wiraswasta (enam orang), narapidana (dua orang), pegawai negeri sipili (dua orag), pelajar (satu orang), petani (dua orang), pekerja swasta (enam orang) serta wiraswasta (enam orang).

“Para pengidap itu paling banyak berada di usia 30 sampai 39 atau usia produktif,” kata Dwi. Empat orang balita juga mengidap. Menurutnya, Dinas Kesehatan sudah melakukan sejumlah upaya untuk mengerem penularan HIV dan AIDS.

Upaya itu antara lain sosialisasi, pengoperasian klinik Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari mulai tahun ini, konselor. Menurutnya, dibutuhkan kader HIV dan AIDS di setiap kecamatan.

Menurutnya, sosialisasi HIV/AIDS itu dilakukan kepada pengusaha hotel dan rumah tangan, kelompok sadar wisata, supir angkutan antar kota antar provinsi, siswa sekolahan dan sejumlah pihak lain.

Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi berharap anggaran untuk sosialisasi HIV dan AIDS di Gunungkidul pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2013 meningkat. Anggaran penyuluhan pada tahun ini hanya Rp 4,5 juta dalam APBD 2012.

“Intinya supaya warga lainnya jangan sampai tertular HIV/AIDS juga,” kata Immawan. Kasus HIV dan AIDS di Gunungkidul dinilai perlu mendapat perhatian luas supaya tidak menyebar. Pengidapnya juga tidak boleh didiskriminasi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya