SOLOPOS.COM - Ilustrasi mudik. (Solopos/Whisupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, SRAGEN — Potensi pemudik di Sragen menjelang Lebaran 2021 mencapai 28.000 orang. Jumlah pemudik tersebut diketahui berdasarkan hasil pendataan pemudik menjelang Lebaran 2020 lalu yang sudah masuk masa pandemi Covid-19.

Satuan Tugas (Satgas) Jogo Tonggo di tingkat desa didorong untuk aktif lantaran semangat mereka tak seperti 2020 lalu dan diperkirakan tinggal 20%-30%.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Fakta tersebut terungkap dalam Rapat Koordinasi Pimpinan Daerah dan pimpinan organisasik perangkat daerah (OPD) terkait persiapan antisipasi mudik menjelang Lebaran 2021 yang dipimpin Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati di Aula Sukowati Sekretariat Daerah (Setda) Sragen, Kamis (22/4/2021).

Baca juga: Pemudik Tolak Karantina, Kapolresta Solo: Sanksi Tegas!

Bupati Sragen menjelaskan data 28.000 orang pemudik itu pada tahun lalu tercatat sebagai pelaku perjalanan. Yuni, sapaan akrabnya, menerangkan tahun lalu tidak ada pembatasan seperti yang dilakukan pada tahun ini.

“Saat itu satgas di tingkat desa aktif. Penyempotan disinfektan dilakukan di hampir setiap desa dan kampung. Setiap perantau yang pulang kampung diperiksa kesehatannya dan dilakukan karantina mandiri selama 14 hari. Nah, sekarang kalau dibebaskan seperti dulu akan sulit bagi desa karena dana di desa tidak seperti saat awal pandemi 2020 dan semangat satgas di desa sekarang tinggal 20%-30%,” ujar Yuni dalam rapat terbuka tersebut.

Yuni menerangkan cara memotivasi masyarakat itu tidak mudah. Dia meminta Asisten I Sekretariat Daerah (Setda) Sragen Tugiyono untuk mengumpulkan para camat agar bisa meminta satgas desa aktif semampunya.

Baca juga: Peringati Hari Bumi, Siswa SMPN 2 Kedawung Sragen Kampanyekan Penghijauan

Karantina 5 Hari

Prinsipnya, jelas Yuni, perantau yang pulang kampung wajib menjalankan karantina mandiri selama lima hari. Bila diketahui suhu tubuhnya di atas rata-rata, kata dia, maka dilakukan tes swab antigen.

“Setiap desa sudah ada rumah isolasi mandiri. Nah, pada tahun ini biaya selama tinggal di rumah isolasi itu menjadi beban mandiri keluarga perantau. Kalau ada yang positif langsung dibawa ke Technopark. Bila ada yang gejala klinis dirujuk ke rumah sakit. Selain itu, setiap kades diminta membuat imbauan kepada warganya di perantauan tentang larangan mudik,” jelas Yuni.

Di sisi lain, Yuni meminta Polres Sragen untuk menjaga daerah perbatasan untuk menghalau pemudik masuk Sragen. Dia menyampaikan pemeriksaan di daerah perbatasan itu penting mengingat dari 28.000 orang pelaku perjalanan pada 2020 itu yang terinfeksi Covid-19 mencapai 20%.

Baca juga: Imam Tarawih Positif Covid-19, Belasan Orang Jemaah Masjid Di Manisrenggo Klaten Dites PCR

Yuni memperkirakan puncaknya pada H-3 sebelum Lebaran karena pada tahun lalu dalam sehari bisa mencapai 1.500 orang pemudik masuk Sragen. Yuni juga meminta Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen membuat surat edaran larangan mudik bagi aparatur sipil negara (ASN) beserta punishment yang melanggar. Setelah edaran itu terbit, Yuni memerintahkan setiap atasan ASN harus bertindak tegas.

Pelaksana Tugas (plt.) Asisten I Setda Sragen, Tugiyono, sudah menyiapkan strategi dalam mengantisipasi pemudik. Berdasarkan survei Kementerian Perhubungan (Kemenhub), sebut Tugiyono, ada 11% perantau yang berpotensi nekat pulang kampung kendati ada larangan mudik mulai 6 Mei 2021 mendatang.

“Kami segera mengambil langkah cepat, tepat, dan tegas. Camat dan lurah serta Dinas Kesehatan segera kami ajak berembuk,” katanya.

Baca juga: Mudik Dini Lebaran 2021 Penumpang KA Semarang Tak Terdeteksi

Pos Pantau

Kapolres Sragen AKBP Yuswanto Ardi sudah menyiapkan tujuh pos pengamanan Lebaran 2021. Sebanyak tiga pos di antaranya mulai disiapkan dalam waktu dekat sebagai upaya antisipasi pemudik.

Kapolres menyebut tiga pos itu terdiri atas pos pemeriksaan di eks Jembatan Timbang Toyogo Sambungmacan; pos di depan exit tol Pungkruk untuk memeriksa pemudik yang lewat jalur tol; dan pos di simpang empat Gemolong untuk mengawasi pemudik dari jalur utara dan jalur barat.

“Selebihnya untuk empat pos akan disiapkan menjelang Lebaran untuk pengamanan, yakni di Pilangsari, Alun-alun Sasana Langen Putra, rest area tol Km 519A, dan rest area tol km 519B. Pada pos di rest area 519B ini ada pos PPKM mikro lepas yang bertugas mengecek secara random dengan swab antigen terhadap pemudik. Pengetatan pengawasan pemudik itu bertujuan untuk mencegah persebaran Covid-19 supaya angka kasus di Sragen tidak naik drastis,” ujarnya.

Baca juga: Kapal Selam TNI AL yang Hilang di Bali Berisi 53 Orang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya