SOLOPOS.COM - Ilustrasi tempat tidur isolasi Covid-19. (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, SOLO — Rumah sakit (RS) rujukan Covid-19 Kota Solo mulai menambah kapasitas bed isolasi menyusul tren jumlah kasus Covid-19 yang terus naik beberapa waktu terakhir. Jika sebelumnya ada 497 bed saat ini ditambah menjadi 661 unit tempat tidur per Kamis (17/2/2022).

Penambahan unit bed isolasi menyusul lonjakan kasus yang terjadi beberapa pekan terakhir. Di samping itu, tren warga terkonfirmasi positif Covid-19 yang bergejala juga bertambah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes), belasan RS rujukan kasus Covid-19 di Kota Bengawan harus mampu menyediakan total 857 tempat tidur isolasi.

Baca Juga: Waduh, Bed Isolasi RS Rujukan Covid-19 Solo Sudah Terisi 40% Lur

“Bed isolasi sudah dinaikkan jadi 661 unit ya, karena enggak semua disiapkan untuk Covid-19, penyakit lain juga harus ditangani. Tingkat keterisian tempat tidur [bed occupancy rate/BOR] sudah 71% hingga Kamis sore,” katanya kepada wartawan, Kamis siang.

Ditanya soal kemungkinan fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) kolaps seperti Juli 2021 lalu, Ning, sapaan akrabnya, menyebut hal itu bisa terjadi mengingat penanangan Covid-19 adalah tanggung jawab semua pihak. Aktivitas ekonomi harus terus berjalan, namun protokol kesehatan tak boleh dilupakan.

Kendati begitu, ia mengakui tingkat keparahan lonjakan kasus Covid-19 di Solo kali ini jauh lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Tingkat kematian sejak Januari hingga pekan kedua Februari masih di bawah 20 orang.

Baca Juga: Rumkitlap Vastenburg Belum Siap, Grha Wisata Solo Dibenahi untuk Isoter

Capaian Testing

“Tapi jangan dianggap ringan, karena kalau virusnya terkena orang dengan penyakit penyerta atau komorbid, bisa mematikan. Pun, kalau mau dicari, kasus warga yang pilek dan flu itu diuji swab pasti ada yang positif. Makanya, harus hati-hati apalagi yang tanpa gejala,” urai Ning, sapaan akrabnya.

Ihwal capaian testing, dari target 573 per pekan, DKK Solo mampu melampaui angka itu hingga di atas 4.000 tes per pekan. Jumlah tes naik turun bergantung pada jumlah tracing sebagai pengembangan kasus positif Covid-19 maupun screening di puskemas.

Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, menyebut kasus kematian pasien Covid-19 disumbang dari warga lanjut usia (lansia) berpenyakit komorbid. Beberapa di antara mereka sudah menerima vaksin lengkap, meski ada pula yang belum divaksin.

Baca Juga: Tempat Isoter Pasien Covid-19 Dalem Priyosuhartan Solo Tersisa 6 Bed

“Maka dari itu kami mengimbau kepada seluruh masyarakat bahwa pandemi ini belum selesai, tetap harus [pakai] masker, juga vaksin booster,” ucapnya.

Teguh mengakui kasus terus melonjak di atas 100 orang per hari, namun tingkat kesembuhannya juga tinggi. “Tidak seperti Juli lalu yang kasus tinggi, kematian juga tinggi. Dulu kan pernahh rekornya ada yang meninggal 21 orang hanya dalam sehari,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya