SOLOPOS.COM - Tiga komika, Jumat Kumat Standup Comedy Solo, Jumat (17/11/2017). (Istimewa)

Standup Comedy Solo tiap Jumat mengadakan open mic Jumat Kumat.

Solopos.com, SOLO —  Komunitas Standup Comedy Solo, Jumat (17/11/2017) lalu menghadirkan open mic Jumat Kumat. Gelaran Jumat lalu bukan lagi bicara tentang urusan romansa remaja, fenomena unik di masyarakat, atau hiruk-pikuk dunia kampus, tapi berbicara mengenai bahasan politik tanpa menanggalkan karakter sebagai seorang komika.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berlangsung di Ce Kopi Kafe, Mendungan, komunitas Standup Comedy Solo menampilkan tajuk spesial dalam hajatan rutin, Jumat Kumat, bertema Refleksi Nawacita dalam Tawa dan Cerita dengan menampilkan tiga komika lokal, Bayu Panegak, Faris Insani, dan Bryan Barcelona.

Jumat Kumat Standup Comedy Solo, Jumat (17/11/2017). (Istimewa)

Jumat Kumat Standup Comedy Solo, Jumat (17/11/2017). (Istimewa)


Dalam rilis yang diterima Solopos.com, Rabu (22/11/2017), ketiga komika menguliti 9 program prioritas pembangunan pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Nawacita, dengan cara penyampaian ala standup comedy.

Meski menyampaikan materi yang terkesan berat dibanding pilihan materi favorit para komika pada umumnya, pelaksanaan openmic tetap menampilkan atmosfer intim dan jenaka sebagaimana mestinya.

Jumat Kumat Standup Comedy Solo, Jumat (17/11/2017). (Istimewa)

Jumat Kumat Standup Comedy Solo, Jumat (17/11/2017). (Istimewa)

Yang cukup menarik, adalah pilihan perspektif dan paparan tentang nawacita yang dipilih oleh tiga komika dengan karakter yang berbeda. Seperti yang dipaparkan Bryan Barcelona, misalnya.

Meski memuat 9 program, ia mengatakan sebetulnya esensi Nawacita bisa dirangkum ke dalam tiga kategori besar. “Membuat masyarakat merasakan bahwa negara bisa hadir, memikirkan kesejahteraan saudara-saudara kita yang ada di daerah pinggir, dan bicara soal revolusi mental yang mengubah sikap, sudut pandang, dan cara berpikir masyarakat,” ujar Bryan.

Ia kemudian menambahkan, “Apakah implementasinya sudah sempurna? Belum. Tapi apakah ada celah untuk menuju ke arah yang lebih baik? Tentu. Kita yang fair juga dong, masa keberhasilan BPJS dan pemerataan pembangunan wilayah tidak kita akui juga?”

Pada saat bersamaan, fokus tentang nasib masyarakat Indonesia Timur—khususnya Papua—juga menjadi bahasan yang sering dikulik oleh para komika.

Jumat Kumat Standup Comedy Solo, Jumat (17/11/2017). (Istimewa)

Jumat Kumat Standup Comedy Solo, Jumat (17/11/2017). (Istimewa)

“Setelah bertahun-tahun, Papua akhirnya bisa merasakan program BBM satu harga, sama halnya seperti di daerah lain di Indonesia. Kalian tahu, di daerah Puncak, Papua, itu harga premium bisa tembus Rp100.000 per liter. Kalau di Jawa, itu bisa buat beli ayam 3 kilo!” tutur Bryan.

Pada acara yang dihadiri hampir 100 penonton itu, gelak tawa memang tidak seriuh seperti pelaksanaan openmic seperti biasanya. Menurut salah satu penonton setia Jumat Kumat, Alan, 21, memang ada perbedaan konten jika dibandingkan materi komika di pekan sebelumnya.

“Berbeda dengan openmic biasanya. Seperti kembali ke ruang kuliah, tapi bonusnya diberi cerita lucu. Politik menjadi tidak terkesan berat dan kemasannya menarik untuk disimak.”

Perjalanan demokrasi di era kepemimpinan Jokowi juga tak luput dari perhatian para komika. Menurut Bryan, karakter Jokowi yang gemar berdialog dan menjauhi sikap otoriter juga menjadi salah satu alasan kenapa budaya demokrasi di negeri ini tetap berada pada kemudi yang baik.

“Meski tidak sempurna, demokrasi adalah sistem politik yang paling memungkinkan kita untuk memiliki ruang perbaikan,” kata Bryan.

Sementara komika lain, Bayu Panegak, mencoba memaparkan bagaimana pemerintah kini cukup menaruh perhatian pada pemberdayaan ekonomi mikro yang akhirnya menelurkan para pegiat usaha mandiri di berbagai lini.

“Di tahun ketiga pemerintahannya, Jokowi telah menancapkan pondasi program pembangunan melalui Nawacita, yang dapat dipetik hasilnya beberapa tahun ke depan,” ujar Bayu.

Ke depannya, komunitas Standup Comedy Solo mengaku akan menggodok konsep pertunjukan serupa yang mungkin akan berkolaborasi dengan bentuk pertunjukan lain seperti puisi atau teater. “Harapannya, bentuk pertunjukan seperti ini bisa menjadi pembuktian bagi mereka bahwa seniman komedi tidak harus apatis politik dan tetap bisa menyuarakan aspirasinya meski lewat cara yang sedikit berbeda.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya