SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SRAGEN — Seorang juru parkir (jukir), Fajarwanto, 33, terhantam sepeda motor saat bertugas mengatur kendaraan di pusat buah ABC di Beloran, Sragen Kulon, Sragen, Kamis (31/1/2019) pukul 15.48 WIB.

Kini, jukir itu terbaring lemas di ranjang Bangsal Mawar No. 3 RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Beberapa luka terlihat di tubuhnya. Luka paling serius di bagian belakang kepalanya yang mendapat tujuh jahitan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Peristiwa kecelakaan itu sempat terekam kamera closed circuit television (CCTV) dari Kantor BRI Sragen. Dari rekaman kamera CCTV itu, Fajar yang sibuk mengatur pakir mobil yang hendak jalan tiba-tiba langsung dihantam pengendara motor dari arah timur.

Fajar terpelanting hingga tak sadarkan diri. Pengendara motor yang masih berumur 15 tahun asal wilayah Kecamatan Gondang, Sragen, itu juga terpental. Sementara motornya berjalan sendiri menyelonong dan masuk ke area parkir di depan halaman Kantor BRI Sragen.

Ekspedisi Mudik 2024

Warga sekitar segera mengevakuasi pengendara motor yang masih sadar dan bisa berjalan ke tepi jalan. Sementara kondisi Fajar yang tak sadarkan diri segera dilarikan ke Instalagi Gawat Darurat (IGD) RSUD Sragen.

“Mas Fajar baru siuman pukul 20.00 WIB atau empat jam kemudian. Tetapi belum sadar sepenuhnya. Baru pukul 21.00 WIB, Mas Fajar bertanya di mana dia sekarang,” kisah istrinya Fajar, Ifa, 32, saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (1/2/2019).

Fajar merupakan member komunitas Facebook Info Cegatan Solo (ICS) dan Info Cegatan Wilayah Sragen (ICWS). Teman-temannya dari dua komunitas media sosial itu berencana menjenguknya di RSUD, Jumat malam.

“Saya tidak tahu kejadiannya. Saat itu saya mengatur mobil yang akan keluar dari lokasi parkir. Posisi saya di pinggir jalan. Tahu-tahu, saya sudah di RSUD,” ujar Fajar.

Di bangsal itu, Fajar ditemani kakak dan adik laki-lakinya. Dari tiga bersaudara, Fajar merupakan anak kedua. Ia tinggal di Dukuh Bangunrejo RT 013/RW 004, Desa Saradan, Karangmalang, Sragen.

Sejak keluar dari pekerjaan sebagai buruh di pabrik tekstil, Fajar memilih jadi juru parkir (jukir). Ia menjalani pekerjaan itu sejak 1,5 tahun lalu.

“Penghasilannya tidak menentu. Kalau sepi bisa dapat Rp100.000/hari. Kalau ramai bisa dapat Rp150.000/hari. Hasil itu masih harus disetor ke Pemerintah Kabupaten Sragen Rp50.000-Rp100.000/hari. Penghasilan saya ya dari sisa setoran itu,” ujarnya.

Dengan asumsi setoran Rp50.000/hari, Fajar menghasilkan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor retribusi parkir Rp1,5 juta per bulan atau Rp18 juta per tahun. Kecelakaan yang dialami Fajar merupakan kecelakaan pekerjaan.

Ia sudah terdaftar sebagai jukir resmi di Dinas Perhubungan (Dishub) Sragen. Namun selama ini belum ada asuransi keselamatan kerja sebagai fasilitas yang diberikan Pemkab Sragen kepada para pahlawan retribusi itu.

Fajar bersyukur dibantu polisi untuk bisa mengurus asuransi Jasa Raharja. Dia juga lega setelah berkomunikasi dengan keluarga pengendara motor yang menabraknya untuk ikut membantu membiayai pengobatan di RSUD.

Kasi Terminal dan Perparkiran Dishub Sragen Suparno mewakili Kepala Dishub Sragen Muhari mengatakan ada 380-400 orang jukir di Kabupaten Sragen. Suparno pernah mengusulkan anggaran untuk jaminan keselamatan kerja para jukir lewat Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) tetapi usulan anggaran itu dicoret.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya