SOLOPOS.COM - Sekda Sragen Tatag Prabawanto (kanan) memberikan pertanyaan terkait kesalahan pedagang di sempadan rel KA dan ruang milik jalan di Gedung IPHI Gemolong, Sragen, Rabu (31/3/2021). (Solopos-Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN -- Ratusan pedagang mengikuti sosialisasi penertiban hunian di daerah sempadan rel kereta api (KA) sepanjang Kalijambe-Sumberlawang dan ruang milik jalan (RMJ) Kalijambe-Sumberlawang, Rabu (31/3/2021), Gedung IPHI Gemolong, Sragen.

Dalam acara itu, awalnya Kepala Balai Pengelolaan Jalan Wilayah Purwodadi Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga Provinsi Jawa Tengah Joko Winangun menyampaikan keinginannya untuk bersedekah pulsa Rp100.000 bagi satu pedagang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sedekah yang dilakukan Joko sekadar untuk mencairkan suasana yang sejak awal terasa tegang. “Siapa yang ulang tahun hari ini silakan maju ke depan! Saya akan beri pulsa Rp100.000,” kata Joko.

Baca juga: Hunian Segera Digusur, Ratusan Pedagang di Kalijambe-Sumberlawang Minta Solusi

Semula tak ada yang melambaikan tangan. Ada satu pedagang ragu-ragu hendak melambaikan tangan. Akhirnya, keraguan laki-laki itu tepergok dan ia pun diminta maju ke depan.

Laki-laki itu namanya Ngumar, 57, warga Banaran, Kalijambe, Sragen. Ia menunjukkan kartu tanda penduduk (KTP) yang dimiliki. Ngumar pun menjawab pertanyaan Joko dengan jujur.

Ngumar mengakui menutup drainase di depan warungnya sepanjang 11,5 meter. Ngumar menempati warung berukuran 11,5 meter x 8 meter yang terletak di daerah sempadan rel KA selama 20 tahun terakhir.

Baca juga: Jalan Solo-Purwodadi Kalijambe Sragen Diperbaiki, Jeglongan Sewu Hilang?

“Selokan itu saya tutup cor agar bisa untuk parkir motor,” katanya. Ditutupnya drainase Jalan Solo-Purwodadi itu menjadi salah satu penyebab banjir di jalan tersebut.

Kejujuran Ngumar diapresiasi Joko. Karena Ngumar tak memiliki ponsel maka pulsa Rp100.000 itu diberikan dalam bentuk uang tunai Rp100.000.

Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen Tatag Prabawanto tak mau kalah. Tatag ingin memancing kejujuran pedagang dengan memberikan hadiah uang tunai. Hadiah yang ditawarkan Sekda cukup besar, yakni senilai Rp1 juta untuk satu orang.

Awalnya Sekda hanya meminta satu orang tetapi yang maju ternyata dua orang. Sekda tidak masalah dan berani memberi hadiah Rp2 juta untuk kejujuran dua pedagang.

“Siapa yang mau menjawab pertanyaan saya dengan jujur maka saya kasih uang Rp1 juta,” kata Sekda.

Baca juga: Jadi Salah Satu Wisata Religi di Sragen, Begini Potret Petilasan Selir Joko Tingkir

Dua pedagang, Ngadiman dan Sasongko, bergegas ke depan. Ngadiman mendapat giliran pertama untuk menjawab pertanyaan Sekda.

“Kesalahan apa yang Anda lakukan di sepanjang daerah sempadan rel KA?” tanya Sekda.

“Saya mengakui kesalahan saya makan bahu jalan dan menggunakan lahan milik PT KAI,” ujar Ngadiman. Kejujuran Ngadiman diapresiasi Sekda dan Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati.

Baca juga: Bupati-Wabup Terpilih Sragen Yuni-Suroto akan Dilantik Juni 2021

Giliran Sasongko yang menjawab dengan pertanyaan yang sama dari Sekda. Sasongko pun mengakui salah bila menempati lahan di sempadan rel KA.

Dia menyampaikan bila banjir yang terjadi di Jalan Solo-Purwodadi, tepatnya di Kalijambe itu karena ada drainase besar yang ditutup cor sehingga air tidak bisa masuk drainase.

Setelah mendengar pengakuan itu, Sekda kemudian menyerahkan uang tunai masing-masing Rp1 juta kepada Ngadiman dan Sasongko setelah forum sosialisasi ditutup.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya