SOLOPOS.COM - Rumah produksi tahu milik Aditya Sito Pamungkas di Jalan Kalibodri-Kalioso, Kelurahan Kuthowinangun Kidul, Tingkir, Salatiga, Senin (7/11/2022). (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, SALATIGA–Meroketnya harga kedelai beberapa tahun terakhir, membuat pengrajin yang berbahan dasar kedelai harus pintar-pintar memutar otak.

Salah satunya yang dilakukan Aditya Sito Pamungkas, salah seorang pengrajin tahu di Jalan Kalibodri-Kalioso, Kelurahan Kuthowinangun Kidul, Tingkir, Salatiga.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Adit mengaku sejak beberapa tahun terakhir selain berjualan seperti biasa, juga berjualan online. Menggunakan sistem pre order. Menurutnya hal itu lebih menguntungkan.

“Mengikuti perkembangan zaman ya kita harus online. Lebih menguntungkan karena kita tidak memerlukan biaya ongkos ke pasar, karena kita juga mencantumkan ongkir,” ujar dia, Senin (7/11/2022).

Baca Juga: Harga Kedelai Melejit, Pengusaha Tahu di Salatiga Gulung Tikar

Dikatakan mayoritas yang memesan online ada pengusaha di bidang kuliner. Mereka memesan beberapa hari sebelum dikirim. Sehingga secara ongkos produksi akan lebih hemat.

“Kita menggunakan sistem pre order. Rata-rata H-1 sudah masuk pre order [PO] nya. Pemesanan ya dari warung makan, rumah makan, katering. Semuanya langsung online kita layani,” jelas dia.

Diakuinya, hal itu dilakukan setelah melejitnya harga bahan baku tahu. Sebelumnya pada 2020 maksimal harga kedelai diangka Rp12.500, saat ini mencapai Rp14.000. Akibatnya ongkos untuk produksi semakin tinggi dan ada penurunan omzet.

“Penurunan omzet itu yang signifikan sekali yang terasa,” papar dia.

Sebagai upaya agar tetap bertahan, Adit mengaku telah menaikkan harga tahu, dari Rp500 per biji, menjadi Rp800 per biji. Sedangkan untuk ukuran tahu masih sama.

Baca Juga: Harga Kedelai di Sukoharjo Naik, Perajin Tempe Terpaksa Kurangi Ukuran

Selain itu, karyawannya yang berjumlah lima orang di jadwal. Maksimal sehari yang masuk adalah tiga orang, secara bergantian.

“Dampaknya pembeli berkurang sampai 50%. Dulu minim ya dirata-rata per hari itu 5.200 potong tahu, sekarang 2.600 potong tahu ke 3.000 potong tahu,” kata dia.

Menurut dia, tidak ada subsidi terhadap kedelai tidak menjadi masalah. Asalkan harga kedelai kembali di harga yang normal. Yaitu Rp12.000 atau Rp12.500 per kilogram.

“Itu lebih menguntungkan daripada kita mendapatkan subsidi. Pasti harga akan kembali normal. Dari pada kita mendapatkan bantuan, tapi beberapa saat saja,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya