SOLOPOS.COM - Ilustrasi terompet kertas Tahun Baru. (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, SOLO — Keberadaan pedagang terompet yang mulai menjamur menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru mendapat perhatian Satpol PP Solo. Aparat penegak perda ini mewanti-wanti pedagang supaya tidak menerabas ketentuan wilayah berjualan.

Kawasan seperti bahu jalan, citywalk, hingga taman ditetapkan sebagai kawasan steril dari pedagang musiman tersebut. Kepala Satpol PP, Sutarjo, saat ditemui wartawan di Balai Kota Solo, Senin (23/12/2013), mengatakan setiap tahun pihaknya telah mengimbau pedagang supaya berjualan di tempat yang ditentukan.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Tahun ini, Sutarjo siap memberi sanksi pada pedagang yang ngeyel berjualan di tempat terlarang. “Kalau hingga dua tiga kali masih ngeyel ya dijewer,” ujarnya.

Pantauan Solopos.com, pedagang terompet mulai menggelar dagangannya di kawasan Jl. Slamet Riyadi, Jl. Adi Sucipto, Jl. Urip Sumoharjo, hingga Jl. Kolonel Sutarto. Mayoritas pedagang menggunakan jalur lambat dan trotoar dalam bertransaksi. Bahkan di Purwosari, PKL menggunakan bahu jalan untuk berjualan.

Menurut Sutarjo, Satpol PP masih memberi toleransi bagi pedagang yang berjualan di trotoar. Namun untuk jalur lambat dan badan jalan, pihaknya siap menertibkan PKL tersebut. “Aturannya jelas di Perda No.6/2005 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Bahu jalan ya haknya pengguna jalan, bukan PKL,” tukasnya.

Mulai pekan ini, pihaknya akan menerjunkan personel untuk patroli di wilayah-wilayah publik. Sutarjo menginstruksikan anggotanya mendata para pedagang untuk mengetahui perkembangan pedagang musiman setiap tahun. Menurutnya, data tersebut akan menjadi rujukan dalam penertiban di tahun selanjutnya.

“Sampai sekarang kami belum punya data pedagang musiman. Baru pantauan secara umum yang menemukan mayoritas pedagang berasal dari Wonogiri.”

Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (DPP), Subagiyo, mengaku telah mengimbau para pedagang musiman agar mengais rezeki sesuai aturan. Pihaknya pun meminta pedagang agar menjaga kebersihan setelah berjualan. Disinggung wacana lokalisasi pedagang musiman, Subagiyo menilai kurang memungkinkan. “Keberadaan mereka sudah menyebar dan punya konsumen sendiri. Kasihan kalau dilokalisasi,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya