SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO — Buruknya kualitas beras miskin membuat sebagian besar warga enggan mengonsumsinya. Warga memilih menjual raskin dan membeli beras berkualitas baik meski harus merogoh kantong lebih dalam.

Seorang warga RT 001/ RW 007, Sangkrah, Pasar Kliwon, Solo, Endang, mengaku selama tiga bulan terakhir raskin yang diterimanya tidak layak dikonsumsi. Beras yang telah disubsidi pemerintah tersebut berwarna kuning dan berbau apak. “Berasnya sering pecah-pecah, mbubuk juga, dulu malah ada kutunya juga,” ujar dia kepada Solopos.com, Selasa (9/4/2013).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Karena dinilai tidak layak dikonsumsi, Endang memilih menjual raskin kepada pedagang beras maupun pengusaha makanan ringan yang ada di wilayahnya. Beras yang semula dia tebus di kelurahan seharga Rp1.600 per kilogram (kg) dijualnya dengan harga lebih kurang Rp5.000 per kg. Kemudian, Endang membeli beras berkualitas baik seharga Rp8.000 hingga Rp9.000.

“Biasanya saya jual ke pembuat karak atau pia-pia, kalau mereka kan mau mengolah beras rusak seperti itu.  Kalau untuk dimakan langsung ya enggak layak, makanya kami lebih pilih beli beras bagus meski harus tombok,” ungkapnya.

Ketua RT 001/ RW 007, Sangkrah, Pasar Kliwon, Jainal Hadi Murdono, membenarkan keluhan warga ihwal buruknya kualitas raskin tersebut. Menurutnya, raskin yang diterima masyarakat cenderung selalu berkualitas buruk. “Belum pernah ada raskin yang kualitasnya bagus. Paling banter ya agak bagus, kualitas sedang lah. Itu juga belum tentu satu tahun sekali ada yang kualitas sedang,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya