SOLOPOS.COM - Luki Dariyanti, pemilik warung Pentol Goreng Ceker Lunak Mbak Yanti saat sedang menggoreng pentol, beberapa waktu lalu. (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

Solopos.com, MADIUN – Luki Dariyanti, 43, ibu rumah tangga asal Desa Bantengan, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Jawa Timur mengantongi uang Rp4 juta per hari dari berjualan pentol goreng. Dia menyulap teras rumahnya jadi warung kudapan pentol goreng dan ceker lunak.

Meski sederhana, warung Pentol Goreng Ceker Lunak Mbak Yanti ini tidak pernah sepi dari pengunjung. Ratusan porsi pentol goreng itu setiap hari dibikin untuk memanjakan lidah para pembeli. Pentol ini memiliki ciri khas pedas.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Yanti menceritakan warungnya mulai ramai dikunjungi pembeli sejak 2010. Setiap hari dirinya bisa menyiapkan ratusan porsi pentol goreng bagi para pelanggannya.

Baca juga: Sah Jadi Bos, Kaesang: Persis Solo Ada Sponsornya

Ekspedisi Mudik 2024

Dalam satu hari, biasanya bisa menghabiskan 35 kilogram pentol. Sedangkan saat hari Sabtu dan Minggu bisa mencapai 40 kilogram pentol per hari. Selain itu, dalam sehari rata-rata bisa menghabiskan ceker sebanyak 1.000 biji, sayap ayam dua kilogram, dan kepala ayam 20 biji.

“Produk utama di sini tetap pentol goreng. Kemudian ada ceker. Untuk melengkapi menu, saya menambah sayap dan kepala ayam. Baik ceker, sayap, dan kepala ayam itu tulangnya lunak semua,” kata dia saat berbincang dengan Madiunpos.com, beberapa hari lalu.

Baca juga: Sambal Tumpang Mbok Jami, Kuliner Legend Sragen Langganan Jokowi

Untuk satu porsi pentol goreng ini seharga Rp10.000. Omzet penjualan per harinya, kata Yanti, bisa mencapai Rp4 juta. Bahkan pada hari libur omzetnya bisa naik mencapai Rp5 juta per hari.

“Kalau pendapatan kotor dari jualan ini, sehari bisa mencapai Rp4 juta. Saat hari libur bisa mencapai Rp5 juta per hari,” terang dia.

Baca juga: Erick Thohir Incar Persis Solo Sejak 2019, 2021 Dapat 20% Saham

Jam Operasional

Warung pentol goreng ini mulai buka pukul 08.00 WIB dan tutup pukul 16.00 WIB. Pada saat hari libur biasanya jumlah pembeli naik.

Pelanggannya tidak hanya dari Madiun dan sekitarnya saja, tetapi ada pelanggan dari Sragen, Mojokerto, dan Surabaya. Pelanggan dari luar kota biasanya selain makan di tempat, juga membeli beberapa porsi untuk digoreng sendiri di rumah.

“Banyak dari luar kota. Ya biasanya mereka pas lewat Madiun, terus mampir ke sini. Tapi, selama masa pandemi corona ini memang tidak banyak pelanggan dari luar kota yang datang,” jelas istri dari Mujiono tersebut.

Baca juga: 174 Siswa SMK di Sumberlawang Sragen Nunggak Bayar Sekolah Sampai Lulus

Sampai saat ini, dia mengaku belum membuka warung cabang di lain lokasi. Namun, keinginannya supaya warung pentol ini bisa tambah ramai. Dia pun berkomitmen untuk mempertahankan cita rasa pentol bikinannya dengan bahan yang benar-benar berkualitas.

“Kalau kata orang, pentol di sini harganya terkenal mahal. Ya karena saya menggunakan daging sapi dan daging ayam,” ujar Yanti.

Baca juga: Top 5 Kuliner Enak & Murah di Boyolali, Cuma Rp10.000-an

Seorang pembeli, Ila, mengaku kerap datang ke warung ini untuk menikmati pentol goreng dan ceker lunak. Menurutnya, rasa pentol di sini lebih gurih dan bersih. Selain itu, saus sambal racikannya juga sesuai selera

“Saya biasanya tiga kali dalam sepekan datang ke warung ini untuk makan pentol,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya