SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO — Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Solo menemukan beras untuk warga miskin (Raskin) masih diperjualbelikan di pasaran, di sela-sela Inspeksi Mendadak (Sidak), yang digelar di Pasar Legi, Selasa (21/5/2013).

Tim yang menemukan sejumlah karung beras berkaver Bulog memang belum bisa memastikan itu beras Raskin atau bukan. Tetapi, jika dilihat dari ciri-ciri beras yang ada, hampir sama dengan beras yang disalurkan untuk Raskin. Pengakuan dari pedagang pun juga menyebutkan bahwa beras tersebut adalah beras Raskin yang rutin diterimanya setiap bulan dari masyarakat. Beras Raskin itu ditemukan di salah satu toko milik pedagang beras besar, Ny Mujiono.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ny Mujiono, menyampaikan beras tersebut didapat dari masyarakat yang menjual langsung ke tokonya. Dia bahkan mengakui setiap bulan setelah adanya penyaluran beras Raskin banyak masyarakat yang datang ke tokonya menjual beras tersebut. Dalam satu bulan, atau setelah penyaluran Raskin, dia bisa mendapatkan 1 ton beras Bulog itu.

Ekspedisi Mudik 2024

“Saya beli dari masyarakat Rp6.100 per kilogram, dan saya jual lagi Rp6.300 per kilogram,” kata Ny Mujiono, saat ditemui wartawan, di sela-sela Sidak TPID.

Dia menuturkan, beras tersebut nantinya banyak dicari oleh perajin pia-pia dan karak. “Banyak juga yang beli, biasanya pembuat pia-pia dan karak.” Sementara, saat ditanya mengenai alasan masyarakat menjual Raskin itu adalah lantaran kualitas beras yang dinilai kurang bagus. “Nanti mereka tukar dengan beras C4 yang harganya Rp8.000 per kilogram.”

TPID yang berasal dari berbagai unsur, mulai Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Kota Solo, Badan Urusan Logistik (Bulog), Bank Indonesia (BI), Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dan sejumlah unsur lain belum bersedia memberikan banyak tanggapan mengenai temuan tersebut.

Kepala Bulog Subdivre III Surakarta, Edi Rizwan, menegaskan beras yang ada di toko pedagang itu sudah bukan lagi beras Bulog. Tapi beras milik masyarakat yang dijual kembali.

Edi tidak bisa menerima jika masyarakat menjual beras Raskin dengan alasan kualitasnya jelek.
“Beras jelek kok bisa jual sampai Rp6.100 per kilogram. Beras Bulog saja Rp6.300 per kilogram. Belum lagi kemudian masyarakat itu malah beli beras yang Rp8.000 per kilogram, dengan alasan kesehariannya makan beras yang harganya sekian. Itu berarti dia [masyarakat] tidak berhak mendapatkan Raskin.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya