SOLOPOS.COM - Jajaran Pemerintah Desa Bandung, Kecamatan Ngrampal, Sragen, menggelar kirab penghargaan dan hadiah Lomba Desa dengan berkeliling kampung, Rabu (27/5/2020).(Istimewa/Pemdes Bandung)

Solopos.com, SRAGEN – Desa Bandung, Kecamatan Ngrampal, dinobatkan sebagai Juara I pada ajang Lomba Desa Terintegrasi di tingkat Kabupaten Sragen pada 2020. Desa Bandung mengakhiri penantian selama 19 tahun untuk mendapatkan kembali penghargaan tersebut.

Sekretaris Desa (Sekdes) Bandung, Muhammad Nur Rahadi, mengatakan dilihat dari sejarah, Desa Bandung cukup kental dengan tradisi juara. Pada 1992, tepatnya pada masa Orde Baru, Desa Bandung Sragen pernah menyabet Juara II Lomba Desa di tingkat nasional.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pada 2001, Desa Bandung juga pernah mengukir sejarah dengan meraih Juara I Lomba Desa di tingkat Kabupaten Sragen. Kepala desa (kades) Bandung pada masa itu, Supardi, juga diganjar penghargaan kades teladan. Setelah itu, Desa Bandung seakan lupa bagaimana cara meraih prestasi.

Oleh sebab itulah warga Desa Bandung antusias mengikuti lomba desa terintegrasi di Sragen pada 2020 dengan hadiah uang tunai tersebut.

4 Fakta Unik Iman Brotoseno Dirut Baru TVRI, Pernah Kerja di Majalah Playboy

“Kami sangat merindukan prestasi. Oleh karenanya, semua lapisan warga mulai dari anak TK, SD, SMP, SMA dan warga dewasa antusias menyambut lomba desa ini. Semua bisa berintegrasi untuk membawa desa lebih baik. Jadi, raihan Juara I dalam lomba desa ini mampu mengobati kerinduan kami akan prestasi,” terang Muhammad Nur Rahadi kepada Solopos.com, Kamis (28/5/2020).

Hadiah

Piagam penghargaan dan hadiah uang tunai Rp100 juta diserahkan Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati. Hadiah diberikan kepada Pemdes Bandung seusai upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-274 Kabupaten Sragen. Hadiah tersebut diberikan di Alun-Alun Sasana Langen Putra, Sragen, Rabu (27/5/2020).

Sesampainya di desa, piagam penghargaan itu dikirab keliling kampung. Rahadi mengakui jumlah hadiah lomba desa berkurang dari Rp1 miliar menjadi Rp100 juta. Kendati begitu, warga bisa memaklumi karena Pemkab Sragen telah melakukan refocusing anggaran secara besar-besaran demi penanggulangan dan pencegahan Covid-19.

“Warga bisa memahami mengingat situasinya juga seperti ini. Hadiah itu berkurang karena alasan kemanusiaan,” ucap Nur Rahadi.

Skema New Normal Indonesia Prematur, Waspada Banyak yang Gugur

Bentuk integrasi lapisan masyarakat di Desa Bandung Sragen bisa dilihat dari banyak hal. Di desa ini terdapat kelompok usaha bersama (KUB) yang memproduksi kompos blok dari bahan alami sekam padi dan kotoran sapi.

Pupuk jenis itu cocok untuk tanaman sayur. KUB ini beranggotakan ratusan warga. Dengan begitu, KUB telah membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar.

“Usaha lain yang digeluti warga kami adalah produksi pestisida nabati. Selain membunuh hama penyakit, pestisida ini mampu larut dalam tanah sehingga bisa menjadi pupuk alami. Warga kami juga membudidayakan tanaman sereh sebagai bahan pengobatan tradisional di bawah bimbingan Puskesmas Ngrampal,” papar Nur Rahadi.

Apa Sih New Normal?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya