SOLOPOS.COM - Ardian Hafidz Annafi, siswa SMA Pradita Dirgantara asal Nepen, Teras, Boyolali yang diterima di tujuh universitas di luar negeri. (Istimewa)

Solopos.com, BOYOLALI – Seorang pemuda asal Boyolali, Jawa Tengah, Ardian Hafidz Annafi, berhasil diterima di tujuh kampus di luar negeri. Pria kelahiran Boyolali, 20 Juni 2004 itu saat ini bersekolah di SMA Pradita Dirgantara dan berdomisili di Dusun/Desa Nepen, Teras, Boyolali.

Ketujuh universitas luar negeri yang menerima pemuda 18 tahun tersebut adalah University of British Columbia (Kanada), University of Toronto (Kanada), The University of Western Australia (Australia), Victoria University of Wellington (Selandia Baru), Wageningen University (Belanda), Curtin University (Australia), dan University of Otago (Selandia Baru).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ditemani guru SD Ardian, Eksani, Solopos.com kemudian menyambangi kediaman Ardian di Nepen, Teras, tepatnya di depan SDN 2 Nepen pada Minggu (16/5/2022). Kami bertemu dengan kedua orang tua Ardian, Mardiyono, 45, Yuni Puji Astuti, 43.

Bersama guru SD, dan kedua orang tua, Solopos.com dapat berbincang langsung dengan Ardian Hafidz lewat video call.

Ekspedisi Mudik 2024

“Dari tujuh universitas, saya memilih UBC [University of British Columbia] dan mengambil jurusan geologi,” kata Ardian dalam video call.

Pada awalnya pemuda Boyolali itu galau memilih antara University of Toronto dengan UBC karena ia menilai University of Toronto memiliki peringkat lebih tinggi dibanding UBC. Namun, karena merasa UBC memiliki jurusan geologi yang reputasinya lebih baik dibanding lainnya. Maka keputusannya jatuh kepada UBC.

Baca juga: Dikomplain Keluarga Tersangka, Begini Respons Polres Boyolali

Ahli Geologi

Lebih lanjut, Ardian mengatakan ia memilih jurusan geologi karena suatu saat ingin menjadi ahli geologi dan menjelajah Indonesia sambil bekerja di bidang geologi. Ia mengungkapkan mulai mencintai geologi sejak bergabung dengan ekstrakurikuler geologi saat masuk SMA.

“Waktu ikut ekskul ternyata saya suka dengan ilmunya. Waktu kelas X belum terlalu paham kebumian itu apa, terus kelas XI saya punya niatan untuk memenangkan olimpiade kebumian, kemudian dapat medali perunggu,” kata dia.

Sementara itu, sang guru sekolah dasar, Eksani, menilai Ardian adalah siswa yang cerdas dan kutu buku pada waktu itu. Ia juga anak berprestasi semasa sekolah dasar dan sering menjadi perwakilan sekolah untuk lomba.

Baca juga: Ini Penyebab Truk Tronton Tabrak Sepeda Motor di Boyolali, 1 Meninggal

“Perpustakaan sekolah kami dulu kecil, kalau Mas Ardian membaca harus cari tempat lain enggak bisa di perpustakaan. Saat teman-temannya main, dia malah baca buku,” kata dia.

Eksani berharap Ardian dapat menjadi inspirasi bagi anak-anak di Boyolali. Ia juga berharap anak didiknya semasa SD tersebut dapat membanggakan orang tua, sekolah, dan negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya