SOLOPOS.COM - Petani lebah di Magelang saat memanen madu untuk diproduksi menjadi produk Wijaya Madu Borobudur. (Solopos.com - Humas Pemprov Jateng)

Solopos.com, MAGELANG — Produk madu rumahan asal Kabupaten Magelang, Jawa Tengah (Jateng), rupanya bisa go internasional, atau diminati pasar luar negeri. Hal ini dibuktikan Wijaya Madu Borobudur yang diproduksi secara rumahan, namun mampu memenuhi permintaan pasar dari negara Eropa, terutama Swiss dan Belanda.

Pemilik usaha Wijaya Madu Borobudur, Aklis Nurdiansyah, mengatakan awalnya merintis usaha pengolahan madu pada tahun 2019 lalu. Bertepatan dengan pandemi Covid-19, madu buatannya mulai diminati masyarakat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Meski demikian, kala itu permintaan hanya datang dari sekitar wilayah Borobudur, Kabupaten Magelang. Ia pun langsung mempromosikan produknya secara online baik Facebook, Instagram, maupun Whatsapp. Ia juga turut mengikuti Lapak Ganjar, wadah promosi online bagi UMKM, yang diinisiasi Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo. Lapak Ganjar hadir secara tematik sepekan sekali. Pelaku UMKM yang terpilih akan ditampilkan pada instastory Gubernur Jateng secara langsung.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca juga: Pemkot Madiun Gelontorkan Rp4,7 Miliar untuk Lapak UMKM, Banyak Banget?

“Produk madunya itu semakin dikenal di berbagai daerah di luar Jawa. Seperti Sumatra, Kalimantan, Papua dan Batam. Bahkan ada salah seorang pengusaha di Magelang yang membawa produk madunya untuk dijual di Swiss dan Belanda,” ujarnya saat ditemui di rumahnya Desa Tuksongo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, beberapa waktu.

Aklis bahkan sempat kuwalahan untuk memenuhi banyaknya permintaan. Ia harus membagi stok madunya di antara daerah-daerah konsumennya. Mulanya, ia hanya bisa menjual 10 botol per hari, dan saat ini bisa menjual 40 botol setiap harinya.

“Pernah kita setop karena stok terbatas dan permintaan banyak. Akhirnya kita harus bagi untuk daerah-daerah pembeli,” tuturnya.

Baca juga: Wisata Edukasi di Magelang: Memerah Susu Kambing Sampai Panen Madu

Hingga saat ini, Aklis terus mengembangkan usaha madunya baik secara kuantitas maupun kualitas. “Usaha ini melibatkan dua orang teman saya. Yakni pemburu lebah dan petani lebah. Untuk mendapatkan madu yang berkualitas, lebah ini kita taruh di atas Bukit Menoreh yang masih bisa menyerap sari-sari bunga alami,” terangnya.

Ia pun menilai Lapak Ganjar sangat membantu perkembangan UMKM. Tidak hanya UMKM di Jateng, tapi juga seluruh UMKM di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya