SOLOPOS.COM - Minimarket milik Dewi Lestari yang dibangun setelah menerima uang ganti rugi Tol Jogja-Bawen. (Harianjogja.com-Hamid Razak)

Solopos.com, SLEMAN — Kisah inspiratif datang Dewi Lestari, warga Sanggrahan, Tirtoadi, Mlati, Kabupaten Sleman. Mendapat uang ganti rugi atau UGK pembebasan lahan Tol Jogja-Bawen, Dewi tak mau menghambur-hamburkan uangnya untuk berfoya-foya dan membeli barang mewah. Ia menggunakan uang ganti rugi itu untuk memperluas usahanya dengan membangun minimarket.

Dewi sebenarnya merupakan warga asli Semarang. Namun ia telah 12 tahun tinggal bersama keluarganya di sebuah rumah di RT 003 RW 015, Sanggrahan, Tirtoadi, Mlati, Sleman. Di rumah seluas 161 meter persegi itu, Dewi membuka warung kelontong untuk pendapatan sehari-harinya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Nasib Dewi berubah mana kala ia menerima kabar rumah yang ditempati termasuk lahan terdampak pembangunan jalan Tol Jogja-Bawen. “Saya nangis selama 3 hari, beneran. Saya waktu itu bingung, nasib saya bagaimana? Usaha saya bagaimana? bingung,” cerita Dewi kepada Harianjogja.com, jaringan Solopos Media Group, Selasa (15/3/2022).

Ekspedisi Mudik 2024

Baca juga: Tajir! Ganti Rugi Tol Jogja-Bawen, Warga Sleman Kantongi Rp10 Miliar

Tahapan demi tahapan proses pembebasan lahan jalan tol di Sanggrahan dia ikuti. Hingga uang ganti kerugian dia terima sekitar Rp1,1 miliar. Dewi tidak kilau dengan dengan uang miliaran yang diterima. Uang itu langsung digunakan untuk membeli tanah, membangun rumah dan tempat usaha yang lebih baik.

Dewi pun mencari-cari lahan pengganti. Nasib baik menemaninya. Salah seorang warga menawari lahannya untuk dibeli. Beruntungnya lagi, lahan yang saat ini ditempati hanya berjarak beberapa meter dari rumah lamanya.

“Saya beli harga tanahnya Rp2,5 juta per meter. Luasnya 200-an meter persegi. Karena saya butuh, saya beli terus bangun rumah dan bangun toko ini,” katanya.

Baca juga: Mulia! Miliarder Baru Klaten Bangun Sekolah Seni Gratis Usai Terima Uang Ganti Rugi Tol Solo-Jogja

Ia mengaku Juli 2021 mulai membangun rumah. Sebab, akhir tahun ia dan warga lainnya diminta sudah mengosongkan lokasi. Selama proses pembangunan minimarket, Dewi tetap melanjutkan usahanya di teras rumah baru. Dewi mengaku baru awal Maret membuka minimarket tersebut.

“Ya bismillah, karena saya pendatang, saya harus berjuang maka uang ganti kerugian langsung dibuat rumah dan toko,” ujar Dewi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya