SOLOPOS.COM - Joshua Suherman (Twitter.com/@jojosuherman)

Kabar artis Joshua Suherman yang yang meminta harga rokok naik Rp200.000.

Solopos.com, JAKARTA — Mantan penyanyi cilik, Joshua Suherman, ikut berkomentar soal rencana pemerintah terkait kenaikan harga rokok. Penyanyi berusia 23 tahun itu setuju, bahkan berharap kenaikannya lebih dari sekedar nominal yang diwacanakan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Naikin saja sampai Rp200.000, kalau gue sih setuju,” kata Joshua dengan tegas di Gedung RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, seperti dikutip Solopos.com dari Okezone, Senin (22/8/2016).

Ekspedisi Mudik 2024

Joshua memang jadi salah satu pihak yang antimerokok. Joshua mengaku cukup terganggu dengan para perokok ditempat umum. “Gue enggak merokok. Kan selama ini ada kebijakan merokok jangan ditempat umum. Sudah dikasih tempat khusus. Dikasih kebijakan begitu saja tuh masih pada bandel,” ucap Joshua.

Joshua berharap peraturan kali ini dapat berpengaruh dalam mengubah gaya hidup masyarakat Indonesia agar lebih menghargai kesehatan. “Yaudah dimahalin aja deh. Toh nanti kalau sudah ngerokok terus sakit biaya pengobatannya mahal juga kan jadi yaudahlah latihan nabung dari sekarang kalau mau berobat,” tandasnya.

Seperti diketahui, pemerintah tengah mempertimbangkan kenaikan cukai rokok yang cukup signifikan, bahkan mencapai dua kali lipat. Dengan demikian harga rokok yang sekarang ini di kisaran Rp15.000 hingga Rp25.000 bisa menjadi Rp50.000.

Ketua Umum Gabungan Produsen Rokok Putih Indonesia (Gaprindo), Muhaimin Moefti, mengatakan kenaikan cukai rokok yang berlebihan ini akan membahayakan industri rokok itu sendiri. Padahal saat ini perusahaan rokok sebagai penyumbang pajak ke negara yang cukup signifikan.

“Suatu barang apapun kalau kenaikannya harganya terlalu berlebihan itu sangat fenomenal, akibatnya akan banyak,” kata dia, seperti dikutip Solopos.com dari Liputan6.com, Senin.

Salah satu yang dipastikannya adalah perusahaan rokok akan menurunkan produksinya. Secara jangka pendek, hal itu juga akan memicu pengurangan jumlah karyawan. Padahal, selama ini perusahaan rokok menjadi industri padat karya yang banyak menyerap tenaga kerja.

Ditambahkan Muhaimin, saat ini saja para pelaku industri rokok tengah menghadapi tantangan selama dua tahun bertutur-turut produksi mereka tidak mengalami peningkatan. “Kalau ditambah cukai rokok naik, ini justru menimbulkan resiko munculnya peredaran rokok-rokok ilegal,” tegasnya.

Untuk itu dirinya meminta kepada pemerintah untuk terlebih dahulu melihat beberapa aspek sebelum menaikkan cukai rokok tersebut. Seluruh sektor mulai dari para petani, pelaku industri hingga ke konsumen harus menjadi pertimbangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya