SOLOPOS.COM - Pembangunan Tol Semarang-Demak (istimewa)

Solopos.com, JAKARTA – Pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Provinsi Jawa Tengah ternyata berbasis lingkungan yakni memperhatikan prinsip kelestarian lingkunan dan berkelanjutan.

Seperti diketahui, pembangunan tol biasanya memiliki tujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan daya saing bangsa. Namun kali ini, tak cuma faktor itu yang dipenuhi. Melainkan, faktor lingkungan juga menjadi perhatian.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Prinsip-prinsip pembangunan infrastruktur berbasis lingkungan dan berkelanjutan menjadi komitmen Kementerian PUPR mulai dari tahap survei, investigasi, desain, pembebasan tanah [land acquisition], konstruksi, hingga operasi dan pemeliharaan [SIDLACOM],” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Harga Mata Uang Kripto Ethereum Tembus Rp30 Juta, Bakal Terus Naik?

Dalam upaya meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dari pembangunan Tol Semarang-Demak, Kementerian PUPR bekerja sama dengan Pemerintah Daerah menyiapkan program relokasi lahan mangrove yang berada di sekitar. Terdapat 3 lokasi kawasan mangrove yang akan direlokasi dengan total luas kurang lebih 46 hektar.

(istimewa)

Sistem akar pohon bakau yang kokoh membantu membentuk penghalang alami terhadap gelombang badai dan banjir. Sedimen sungai dan darat terperangkap oleh akar, yang melindungi daerah garis pantai dan memperlambat erosi.

Selain sebagai paru-paru kota, upaya pelesatarian kawasan mangrove tersebut bertujuan untuk mempertahankan fungsi hutan mangrove sebagai habitat flora dan fauna di pesisir Pantai Utara Jawa serta melindungi daerah garis pantai, termasuk mengurangi risiko abrasi.

Terintegrasi

Tol Semarang-Demak dibangun dengan skema Kerja Sama Badan Usaha dengan Pemerintah (KPBU) sepanjang 27 km akan terintegrasi dengan Tanggul Laut Kota Semarang sekaligus untuk menanggulangi rob yang kerap terjadi di Semarang.

Pembangunan Jalan Tol Semarang – Demak terbagi menjadi dua seksi, yakni Seksi 1 (Semarang/Kaligawe – Sayung) sepanjang 10,69 km merupakan dukungan Pemerintah. Sementara Seksi 2 (Sayung-Demak) sepanjang 16,31 km merupakan tanggung jawab Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Pembangunan Perumahan Semarang Demak dengan total  nilai investasi sekitar Rp 15,3 triliun.

Baca Juga: 4 Wisata Ini Lagi Viral Hlo di Sekitar Tawangmangu, Yakin Enggak Mau ke Sini?

Pembangunan tol dilaksanakan oleh kontraktor PT Wijaya Karya – PT Pembangunan Perumahan (KSO) dan konsultan supervisi PT Virama Karya. Tercatat hingga 24 Januari 2021, pembangunan Seksi 1 Semarang – Sayung sudah mulai tahap pembebasan lahan sekitar 2,29%, sementara progres konstruksi  pembangunan Seksi 2 sudah mencapai 36%.

(Istimewa)

Keberadaan Tol Semarang-Demak akan meningkatkan konektivitas di wilayah Jawa Tangah bagian utara sekaligus menghubungkan kawasan-kawasan strategis seperti pelabuhan, bandara, kawasan industri, dan kawasan pariwisata, khususnya Demak sebagai kawasan wisata religi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya